Bagian 65

12 3 0
                                    

"Jarak tidak selalu menjadi penghalang untuk sebuah kesetiaan. Ini hanya tentang perbedaan tempat. Namun percayalah, hati dan kasih sayang selalu berada di tempat yang sama."

*****

Lagi-lagi Cinta harus rela melepaskan orang yang sangat dirinya sayang di bandara. Ya, hari ini Adelard akan terbang ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Menurut Cinta, perpisahan yang terjadi di bandara selalu terasa seperti akhir dunia. Padahal dirinya tahu, perpisahannya dengan Adelard hanya sementara.

Anton, Laila, Bunga, Sandra, Alex, Lala, dan Arga juga ikut mengantar Adelard. Cinta memeluk erat suaminya itu. Tak terasa, air matanya keluar begitu saja.

"Kamu baik-baik di sana, ya? Belajar yang bener, jangan pernah ngelirik cewek lain. Kalo kamu berani lirik cewek lain, aku gak akan segan-segan buat nusuk mata kamu pake ilmu hitam," rengek Cinta sembari tak berhenti menangis.

Adelard melepaskan pelukannya. Ia mulai menangkup wajah Cinta dan mengusap air mata milik gadis itu. "Siap, Tuan putri!" balas Adelard tertawa renyah. Sebenarnya Adelard sangat berat ketika harus meninggalkan Cinta. Tapi ini adalah mimpinya. "Jadi sekarang ngomongnya aku-kamu, nih?" goda Adelard selanjutnya.

Cinta menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah di dada bidang milik Adelard. Perlahan wanita itu mengangguk. "Kita kan udah saling cinta, jadi manggilnya juga harus aku-kamu,"

"Emang kamu cinta sama aku?"

"Ish, kenapa nanya kaya gitu?"

Lagi-lagi Adelard tertawa renyah. "Kamu juga baik-baik di rumah, ya? Kita sama-sama fokus belajar. Kamu fokus namatin sekolah kamu, aku fokus kuliah," ujar Adelard. "Aku bakal berusaha lulus cepet di sana dan punya pekerjaan tetap,"

"I love you," bisik Cinta sangat tulus.

"I love you more," balas Adelard. Ia memeluk Cinta dengan sangat erat.

"Jujur, berat banget ngelepasin kamu pergi ke sana," ucap Cinta tiba-tiba.

Adelard menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Perpisahan memang selalu menjadi saat yang paling sulit dalam hidup, sayang. Tapi di sisi lain, perpisahan juga selalu menjadi saat yang paling indah karena kita tahu, bahwa kita akan bertemu lagi."

"Nanti kita ketemu lagi di sini, ya? Tapi dengan suasana yang berbeda. Dimana nantinya aku dan kamu akan melakukan pertemuan yang paling manis. Melepas rindu yang udah lama kita tabung di dalam gejolak hati,"

Adelard mengecup kening Cinta dengan sayang. Lalu ia beralih menggenggam tangan wanita itu dengan erat seolah dirinya tak sanggup berjauhan dengannya.

"Ehemmmmm, oho, oho," sindir Alex pura-pura batuk.

"Kok dari tadi kita ngerasa jadi nyamuk, ya? Kita ke sini mau nganter orang yang mau pergi atau lagi nobar film romantis?" imbuh Arga merasa kesal sendiri.

"Iya nih, dari tadi kita dianggurin," lanjut Sandra seraya melipatkan tangannya di depan dada.

Alex memutar bola matanya malas. "Halahh, kalian berdua enak bisa praktikin yang tadi kita liat sama pasangan kalian masing-masing. Arga punya Lala, Sandra punya Angkasa, bahkan tante Laila juga punya tuh om Anton. Lah gue?"

"Udah, kita sama Lex," ujar Bunga tiba-tiba.

Semua orang menatap Bunga tak percaya. Lalu beralih menatap Alex. Suasana tiba-tiba terasa menjadi sangat gelap.

"Ehh Tante aku gak ikutan ya," ucap Arga membela diri--merasa tidak enak pada Bunga.

"Sama Ma, aku juga gak ngomong ya," lanjut Sandra takut dicap anak durhaka.

"Gelap banget jokesnya," ucap Anton sembari menggelengkan kepalanya.

Semua orang yang ada di sana tertawa lepas. Adelard akan sangat merindukan suara tawa mereka semua.

"Sayang, kamu baik-baik di sana, ya? Kabarin kalo udah nyampe," ucap Laila pada Adelard.

"Iya Nak, belajar yang bener, jangan lupa shalat," imbuh Anton.

Arga mulai merangkul Adelard. "Bakal kangen banget, sih. Lo baik-baik di sana, ya?"

Kini giliran Alex yang merangkul adik iparnya itu. "Jangan lupa balik Yad, kasian adik gue sendirian,"

Lala menepuk punggung Adelard. "Semangat kuliahnya Bro!

"Baik-baik di sana, ya Nak," imbuh Bunga.

Sandra menganggukkan kepalanya. "Fokus belajarnya Yad,"

Tak terasa, air mata Adelard turun begitu saja. Biarkan saja orang menganggap dirinya cengeng. Adelard benar-benar terharu sekarang. Ia beruntung memiliki istri seperti Cinta, orang tua seperti Laila dan Anton, kakak ipar seperti Sandra dan Alex, mertua seperti Bunga dan sahabat seperti Arga dan Lala. Di sisi lain, ia juga berharap Bagas ada di sini ikut melepas dirinya. Namun itu hanyalah keinginan yang tak akan pernah terjadi.

"Makasih semuanya, doain aku. Titip Cinta, ya?" pinta Adelard tak bisa banyak berkata-kata.

Adelard memeluk mereka semua satu persatu. Lalu Adelard berpamitan karena dirinya harus segera naik ke dalam pesawat. Tak berapa lama, pesawat itu mulai menerbangkan sayapnya. Rasa haru menghiasi suasana di sana. Bandara adalah tempat dimana hati terbagi menjadi dua, terpisah oleh waktu dan jarak. Di sana, harapan dan mimpi selalu terbang tinggi secara bersamaan.

Cinta untuk Cinta [TAMAT||REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang