Bagian 2

425 150 167
                                    

"Mengusik, berarti berani menanggung konsekuensi."

*****

Alex, Bunga, Cinta, dan Sandra sedang sarapan pagi bersama. Suasana di meja makan tetap hening. Tak ada satu orang pun yang berani angkat bicara. Hingga pada akhirnya, Bunga mulai membuka suaranya.

"Cin, sarapannya udah? Ayo berangkat! Udah jam tujuh, nih," ajak Bunga sembari melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Udah Ma, bentar. Cinta ambil tas dulu ke kamar,"

"Oke, Mama tunggu di depan," jeda Bunga. Ia beralih menatap Alex dan Sandra yang masih menyantap sarapannya. "Oh iya Lex, San, baik-baik ya di rumah? Kalo ada apa-apa, langsung telepon Mama!"

"Iya Ma," jawab Sandra dan Alex sembari menyalami tangan milik Bunga secara bergantian.

Hari ini, Cinta akan melakukan daftar ulang di sekolah barunya. Semangatnya kian membara. Orang bilang, masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan. Sebentar lagi dirinya akan membuktikan hal itu, apakah benar atau hanya sekedar angan.

Cinta mulai merasa bosan ketika menunggu Bunga yang tak kunjung selesai memanaskan mobilnya. Tak berapa lama, seekor induk ayam beserta anak-anaknya datang menghampiri dirinya yang sedang duduk di atas teras. Menurutnya, ayam-ayam itu sangat menggemaskan--membuat Cinta ingin menangkapnya saat itu juga.

"Waww, anakmu sungguh menggemaskan, gading koneng!" ucap Cinta pada induk ayam, lalu membawa salah satu anak ayam tersebut ke dalam pangkuannya.

Melihat sang anak dibawa, si induk ayam--panggil saja gading koneng, langsung berkokok sembari melompat tak terima ke arah sang anak. Induk ayam itu merasa, keselamatan salah satu anaknya kian terancam.

"Bentar, bau apa ini gading koneng?" tanya Cinta tiba-tiba sembari melepaskan anak ayam itu dari pangkuannya.

Cinta terus mencari sumber bau tersebut. Tak berapa lama, wanita itu mulai berteriak histeris dikala merasakan ada sesuatu yang hangat, basah, dan lembap di area lengan jaket miliknya. Perasaan Cinta mulai tidak enak. Ia memberanikan diri untuk melihat ke arah lengan jaketnya.

"Sumpah, demi apa?" jeda Cinta kembali memastikan area lengan jaket miliknya. "TAIIIIIIII!" pekik Cinta mulai frustasi.

"Kenapa Cin? Ayo berangkat!" ajak Bunga sembari membuka kaca mobilnya.

"Kayanya aku gak ikut ke sekolah, deh, Ma. Gak papa, ya?" tanya Cinta sambil membuka jaket yang terkena kotoran ayam tersebut. Wanita berambut panjang itu mulai mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dirinya tidak akan membiarkan gading koneng hidup dengan tenang.

Setelah berpikir lumayan lama, akhirnya Bunga menganggukkan kepalanya. "Yaudah gak papa, nanti kalo ada yang harus kamu tanda tangan, pasti Mama bawa." ucap Bunga. "Oke, Mama berangkat dulu, ya? Assalamualaikum, love you!"

Cinta tersenyum senang. Ibunya itu adalah manusia paling pengertian di muka bumi ini. "Makasih Ma. Waalaikumsalam, love you more."

Jan lupa tinggalkan jejak!

Salam sayang,

viniawis❤

Cinta untuk Cinta [TAMAT||REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang