Bagian 7

249 115 141
                                    

"Sebagai seorang wanita, kita harus mampu bahkan bisa seperti halnya seorang pria. Contohnya dalam hal melindungi juga menjaga. Entah melindungi diri sendiri ataupun orang yang kita sayangi. Karena apa? Karena wanita tak selamanya bisa bertumpu pada pria."

******

Demo ekstrakurikuler sudah dilaksanakan oleh SMA Gajah Mada. Sesuai pesan Bunga, Cinta harus mengikuti ekstrakurikuler yang berhubungan dengan bela diri. Selain itu, ketentuan dari sekolah juga mewajibkan siswanya untuk mengikuti minimal satu ekstrakurikuler. Akhirnya, Cinta memutuskan untuk mengikuti ekstrakurikuler taekwondo. Tak pernah sekalipun terlintas dalam otaknya untuk bergabung ke dalam ekstrakurikuler tersebut. Namun apalah daya, jika Bunga yang memintanya, Cinta tidak akan pernah bisa menolak.


Kumpulan ekstrakurikuler taekwondo telah dimulai dari setengah jam yang lalu. Kumpulan hari ini membahas mengenai alasan mengikuti ekstrakurikuler taekwondo dan mengumpulkan nomor handphone anggota baru untuk dimasukkan ke dalam grup WhatsApp. Kini giliran Cinta yang melakukan interview. Wanita itu mulai duduk di kursi interogasi--bersiap untuk menjawab pertanyaan yang sebetulnya tak perlu dipertanyakan.

"Cinta, apa alasan lo ikut ekskul ini?" tanya Bagas dengan serius, selaku pengurus ekstrakurikuler taekwondo.

"Alasan gue ikut ekskul ini, ya?" jeda Cinta tampak berpikir. "Karena ibu gue yang nyuruh, mungkin? Selain itu gue juga sadar, terkadang kita sebagai seorang wanita harus mampu bahkan bisa seperti halnya seorang pria. Contohnya dalam hal melindungi ataupun menjaga. Entah melindungi diri sendiri atau orang yang kita sayangi. Karena gue percaya, wanita tak selamanya bisa bertumpu pada pria."

"Coba perjelas dengan sesingkat-singkatnya! Gue kurang paham Cin," pinta Arga yang mulai tertarik dengan percakapan mereka.

"Yaampun, gue udah sepuitis ini dan lo masih gak ngerti?" keluh Cinta merasa sia-sia. "Jadi gini, wanita gak selamanya bisa bergantung pada pria. Terkadang, laki-laki itu bisa meninggalkan kita kapan aja. Contohnya sepasang suami istri yang bercerai. Otomatis si istri harus bisa menjaga anak-anaknya dari bahaya apapun karena udah gak punya sosok pelindung. Menurut gue bela diri sepenting itu,"

Arga benar-benar kagum pada Cinta. "Oke, sekarang gue ngerti," ucapnya yang bertepuk tangan setelahnya.

"Lo ngeledek gue?" selidik Cinta.

"Itu simbol pujian, bukan ledekan." tegas Arga pada Cinta. "Mana nomor handphonenya?" Arga mulai menyodorkan buku pada wanita itu.

"Si Bocil lucu juga, ya, kalo lagi serius," batin Adelard ketika melihat Cinta yang tengah menulis di atas buku pemberian Arga. "Sadar Adelard, lo gak boleh kaya gini! Pokonya gue tarik kata-kata gue yang tadi. Amit-amit, pokoknya amit-amit!"  lanjutnya bergidik ngeri.

Jan lupa tinggalkan jejak!❣

Salam sayang,

viniawis❤

  

  

Cinta untuk Cinta [TAMAT||REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang