Ini kedua kalinya semenjak aku tiba di dunia manga DC dimana aku harus menghadiri pemakaman seseorang yang kurang lebih berkaitan dengan diri seorang Eva.
Aku memandang kosong foto-foto yang terpajang pada altar.
Suara raungan tangisan seorang ibu yang kehilangan buah hatinya membuncah keras dalam ruangan. Wanita itu menangis keras-keras dan suaminya memeluknya sambil berusaha menahan airmatanya sendiri. Semua orang memandangi sepasang suami-istri itu dengan rasa sedih campur kasihan.
Yuka yang berdiri disampingku, menangis juga sambil menggenggam pergelangan tanganku. Akan tetapi aku sungguh merasa seperti sedang bermimpi, mimpi yang buruk. Aku merasa seperti aku tidak benar-benar berada disana, pikiranku seperti melayang entah kemana, tubuhku terasa berat. Sebenarnya, aku memang tidak ingin menghadiri upacara pemakaman ini, hanya ingin bersembunyi saja didalam kamarku, dibalik selimut-ku. Tetapi, Yuka memohon kepadaku untuk menemani dia menghadiri upacara pemakaman Kenji dan adiknya.
Sungguh tragis bahwa kedua anak yang masih belia itu meninggal terlalu cepat. Dan kematian mereka adalah kesalahanku.
777
Aku baru pulang sekolah hari itu dan terkejut melihat Mama menungguiku didepan gerbang sekolah. Rupanya hari ini Mama pekerjaannya selesai lebih awal dan sekarang dia ingin mengajakku jalan-jalan untuk membeli kado ultah Papa. Aku dengan gembira menggandeng tangan Mama dan kami pun pergi ke pusat kota untuk mencuci mata dan mencari kado yang cocok untuk Papa.
Aku berpapasan dengan Sonoko, Ran dan Conan yang sedang berada di toko yang sama denganku dan Mama. Mama dan Sonoko saling bertukar salam dan mengobrol sebentar. Aku memberitahu Ran dan Conan bahwa aku dan Mama sedang mencari kado ultah untuk Papa. Ran menawarkan diri untuk membantu-ku mencari kado ultah untuk Papa. Dia pun suka memberikan ayahnya sendiri, Kogoro Mouri, kado ultah juga. Aku pun memohon bantuan dia karena aku tidak pandai memilih hadiah untuk orang lain. Untuk seorang Papa, hadiah macam apa yang bagus untuknya? Pulpen mahal? Dasi ber-fashion? Kenapa aku tidak bisa memikirkan barang macam apa yang Papa mungkin inginkan saat ini? Aku mendesah, ternyata aku tidak dekat juga dengan Papa-ku yang ini, buktinya aku tidak tahu menahu soal ini.
Sedih juga dipikir-pikir jika aku teringat dengan orangtua asliku di dunia nyata. Waktu aku masih kecil dulu, sama sekali tidak terlintas dikepalaku untuk memberi kado ultah pada Papa dan Mama asli-ku. Baru setelah aku agak dewasa, aku dan saudara kandung-ku mulai berpatungan untuk membeli kado untuk orangtua dan itu pun tidak lancar setiap tahun. Kemungkinan kami hanya mentraktir orangtua makan yang sedikit lebih mewah.
Mama, Ran dan Sonoko mulai berbicara satu sama lain. Mama hebat juga bisa menemukan pembicaraan yang asyik dengan anak remaja macam mereka. Kalau aku yang asli, aku hanya ingin membicarakan soal plot film atau buku yang kusuka saja dan menghindari topik yang tidak menyenangkan seperti soal karir, potensial pacar dan masa depan secara keseluruhan. Itu memang agak menyedihkan, bukan? Aku benar-benar benci berbicara hal serius.
Aku mengamati barang-barang disekitarku kemudian melirik ke arah Conan dan menanyakan kira-kira hadiah apa yang biasa pria inginkan atau hadiah yang neutral yang sesuai mengingat anak itu berjenis kelamin lelaki.
Conan sepertinya agak kaget ditanya demikian tetapi lalu dia meletakkan satu tangan didagunya dalam pose khasnya yang sedang berpikir. Wah, dia benar-benar mempertimbangkan pertanyaanku rupanya padahal aku hanya asal berbicara supaya ada topik pembicaraan. Dia pun menanyakan seperti apa sikap Papa dalam keseharian. Aku pun menceritakan soal interaksi Papa kepadaku karena hanya itu yang kuketahui. Aku tidak tahu bagaimana Papa bersikap saat bekerja.
Ketika sedang asyik berbicara, aku tidak sengaja menabrak seorang anak. Aku buru-buru meminta maaf. Aku kaget karena ternyata anak itu adalah Kenji. Walau kami satu sekolah, aku jarang bertemu dengan anak ini. Dia lebih sering bertemu Yuka mengingat mereka kurang-lebih sedang berpacaran. Makanya, aku sungguh kehilangan kata-kata saat melihat warna Kenji berubah merah dan tertanggal hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
walking on a dream
FanfictionEva terbangun dalam tubuh gadis kecil di dunia manga DC. Bisakah dia bertahan hidup disana?