40

580 77 9
                                    



Kasus pemboman yang terjadi saat aksi pencurian Kaito Kid berlangsung memakan korban dan menjadi berita yang menggemparkan yang banyak digosipkan oleh orang-orang. Kaito Kid seperti biasa mengembalikan permata yang dicurinya kepada Conan. Beberapa pelaku pemboman yang berhasil ditangkap diamankan oleh polisi. Aku untungnya tidak terluka sehingga tidak perlu dibawa ke rumah sakit walau aku jadi kewalahan menghadapi kepanikan dan sikap protektif Papa dan Mama.

Jantungku berdebar-debar saat mengingat bahwa aku benar-benar harus segera memberi penjelasan yang kujanjikan pada Conan nantinya. Tentunya anak itu pasti penasaran kenapa aku bisa tahu bahwa akan terjadi sesuatu di acara pameran permata tersebut. Aku beberapa hari ini memikirkan apa yang bisa kuberitahu kepadanya dan apa yang sebaiknya dirahasiakan.

Tadinya kukira Conan akan langsung menginterogasiku saat kami bertemu lagi, apalagi kami juga satu sekolahan tetapi aku merasa lega karena anak itu tidak gencar mencariku.

Aku tidak menyangka bahwa Conan benar-benar membicarakan soal diriku dengan Ai. Suatu hari, saat jam istirahat di sekolah, aku tidak sengaja mendengar percakapan keduanya tentang diriku.

"Bagaimanapun anak itu sungguh aneh, dia benar-benar tahu sesuatu yang buruk akan terjadi pada orang-orang disekitarnya..." tutur Conan.

"Kudo, jangan bilang kau benar-benar percaya bahwa anak itu adalah cenayang?"

Conan menceritakan soal kecurigaannya kepadaku yang selalu bertingkah seperti orang kebingungan dan ketakutan beberapa kali.

Aku meringis saat mendengarkannya. Aku memang payah, sama sekali tidak bisa berakting cool. Memang aku selalu ketakutan sampai merasa seperti sembelit saja.

"Aku tak tahu..."

"Kau, tuan berlogika tinggi, penggemar Sherlock Holmes ini bisa percaya juga akan keberadaan cenayang?" goda Ai dengan sarkastis.

Conan terlihat agak kesal namun dia juga terlihat terganggu. "Aku melihat sesuatu yang aneh akan dirinya...waktu itu...saat aku masuk rumah sakit..."

"Maksudmu saat kau koma mendadak?"

Conan mengeryitkan dahi. "Rasanya...aku mungkin melihat shinigami..."

Aku terhenyak mendengarnya. Apakah maksudnya dia menyadari keberadaan Yohan?

Conan tertawa renyah sembari meremas sejumput rambut dikepalanya. "Aku tak pernah mengatakan ini kepada siapapun karena...walau aku melihatnya dengan mata kepala sendiri, aku sulit menerimanya. Tetapi hari itu... Orangtuaku mengatakan anak itu datang menjengukku dan tak lama aku langsung bangun dari koma-ku. Tetapi..."

"Kudo..."

"Haibara, aku...aku mendengarnya berbicara dengan seseorang...dan orang itu...sepertinya menggunakanku untuk menemukannya." tutur Conan masih dengan tampang terganggu. "Dan...aku tak bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas...tetapi...aku hampir yakin bahwa aku mendengarnya mengatakan bahwa anak itu...Eva...dia sekarat."

Aku mendadak merasa seperti sesak nafas. Aku tidak mengira bahwa Conan mendengarkan percakapanku dengan Yohan dan bahwa dia tahu bahwa aku sekarat. Aku merasa pusing tujuh keliling mendadak. Aku tak tahu harus bagaimana.

Ai kelihatan khawatir akan kewarasan Conan. "Maksudmu, kau mendengarkan anak itu berbicara dengan shinigami? Kudengar saat koma, kau sempat demam, apa mungkin jika kau salah menafsirkan yang kau lihat antara realita dengan mimpi?"

"Iya, sempat terbersit dipikiranku demikian juga tetapi...entahlah apa yang kupikirkan soal anak itu...yang pasti aku merasa anak itu sungguh mencurigakan. Sepertinya beberapa kali anak itu terlibat kasus yang hampir melayangkan nyawanya. Jika aku tidak mengetahui jelas bahwa anak itu benar-benar anak kecil tulen dan bukan seorang seperti kita, aku merasa nyawanya sedang diincar." ujar Conan.

walking on a dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang