4

1K 157 13
                                    

Aku menghela nafas saat memandangi rumah kediaman keluarga Kudo. Aku kesana untuk menghadiri pelajaran les pertamaku dengan Subaru.

Aku tidak mengira bahwa orang itu benar-benar akan memberiku les. Bukankah dia sedang bertugas dalam penyamaran? Apa tidak apa-apa dia tidak fokus pada Ai?

Entah bagaimana Subaru meyakinkan Mama, yang pasti Mama sepertinya percaya padanya. Mama sangat senang mengetahui bahwa Subaru adalah 'kenalan' keluarga Kudo yang terkenal. Jadi, Mama menganggap Subaru pasti orang baik-baik hanya karena mengenal keluarga tersebut.

Aku enggan masuk. Aku takut dengan pelajaran math dari orang itu dan aku khawatir dia juga akan menginterogasi aku soal kejadian di kereta.

"Kak Eva? Sedang apa disini?" tanya Ayumi.

Aku menoleh dan melihat Conan, Ai dan grup detektif cilik, sepertinya mereka hendak bermain bersama di rumah Prof. Agasa.

"Aku akan les dengan Kak Subaru yang tinggal disini." jelasku.

"Hah? Les? Les apa?" tanya Genta.

Aku menggaruk-garukkan kepalaku sambil tertawa kecil. "Matematika. Aku paling lemah dalam pelajaran itu."

Genta langsung mengatakan dia juga sama sepertiku dan tertawa.

Ai menyindirnya, mengatakan hal itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan.

Genta menggerutu sementara Ayumi dan Mitsuhiko hanya tertawa sambil menepuk-nepuk badannya.

Aku tersenyum kecil melihat interaksi mereka.

"Terus, kenapa tidak masuk?" tanya Conan.

Aku berpikir-pikir. "Sepertinya aku pernah dengar rumor bahwa rumah ini berhantu." tuturku.

Grup detektif cilik saling bertukar pandang dengan wajah tidak enak hati. Aku tersenyum geli dalam hati karena aku ingat pada awal-awal manga DC memang mereka ada menyeret Conan untuk menyelidiki gosip hantu pada rumah ini.

"Itu hanya gosip." kata Conan. "Rumah ini ada penghuninya koq. Jadi mana mungkin rumah ini berhantu."

Grup detektif cilik ikut menganggukkan kepala seakan mengonfirmasi penjelasan Conan. Ai hanya berdiri disana, menguap mengantuk seakan percakapan ini membuatnya bosan.

Saat itu, Subaru keluar dari rumah, membuka gerbang pintu. "Kau sudah datang, Eva? Kenapa tidak bel pintu? Apa sudah menunggu lama?"

"Aku baru sampai." kataku.

Subaru menyapa Conan dan anak-anak lainnya lalu dia menyuruhku masuk ke dalam sementara Ai juga masuk ke dalam rumah Prof. Agasa diikuti oleh Conan dll. Ayumi melambaikan tangan kepadaku dengan ramah sebelum mengikuti teman-temannya.

Aku mengikuti Subaru masuk ke dalam rumah dan aku terpesona melihat kemewahan dalam rumah mansion itu.

Subaru mengajakku ke perpustakaan di dalam rumah untuk belajar disana. Dia menggunakan sebuah earpiece disalah satu lubang telinganya. Aku rasa itu alat untuk mendengarkan percakapan di rumah Prof. Agasa. Di manga DC dikatakan bahwa dia menyadap rumah Prof. Agasa.

Dengan enggan, aku mengeluarkan PR math hari itu. Aku masih bertanya-tanya motif Subaru melakukan hal ini. Memang jika dilihat orang, kelihatan normal saja seorang mahasiswa menerima les untuk murid kelas bawah. Apakah hal ini untuk semakin meyakinkan orang sekitar, terutama Amuro, bahwa dia itu hanya mahasiswa biasa?

Ugh, aku benci pelajaran Math. Dibanding dengan Amuro, Subaru lebih pendiam dan jujur saja, dia membuatku sangat gugup. Cara mereka mengajar pun jelas berbeda.

walking on a dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang