36

569 97 10
                                        

Gelap gulita. Belakangan ini aku selalu mendapati diriku berada didalam kegelapan baik dalam mimpi maupun dalam kenyataan. Tetapi kali ini aku mendengar suara ribut orang-orang dan suara mesin flatline yang biasanya kita lihat atau dengar dalam film yang melibatkan medis.

Flatline?

Apakah aku sudah mati? Aku memandangi benang pada pergelangan tanganku yang berada diantara warna kuning dan merah. Apakah saat ini aku berada di ambang kematian?

Tiba-tiba aku melihat ada sebuah cermin panjang berbingkai muncul didepanku. Aku perlahan melangkah mendekati cermin itu. Dengan telunjukku aku menyentuh cermin tersebut. Permukaan cermin itu terasa dingin dan bayangan yang terpantul pada cermin adalah bayangan gadis kecil berwajah pucat. Aku mengamati diriku pada cermin. Tidak, sebenarnya itu bukanlah diriku. Sosok itu adalah penampilan milik Eva kecil yang dari dunia manga DC.

Kenapa penampilan jiwa-ku juga tetap terlihat bagai Eva kecil? Bagaimana dengan sosok asli-ku sesungguhnya yang seorang dewasa? Apakah semua bagian dari diriku yang asli sudah memudar dan diserap sehingga aku pun saat ini meyakini sosok-ku adalah sosok seorang gadis kecil bahkan saat diluar raga Eva kecil?

Aku memandangi cermin itu dengan agak pahit saat aku memikirkan tentang sosok diriku yang dahulu dan bahwa aku merasa seperti hampir melupakan bagaimana wajahku sebelumnya. Tiba-tiba sosok gadis kecil pada cermin berubah menjadi sosok wanita dewasa yang terasa agak familiar namun aku tak bisa melihat jelas raut wajahnya.

Aku meletakkan telapak tanganku pada permukaan cermin dan pantulan bayangan sosok dewasa itu juga melakukan hal yang sama. Aku menatap sosok tersebut dengan berat hati. "Aku...tak suka kepadamu." ujarku. "Kau lemah, tak berpendirian dan pengecut... Aku benci kau yang seperti itu... Tak ada orang yang mampu menyukaimu karena semua kelemahan dan kenegatifan pada dirimu..."

Sebersit rasa bersalah menjalari diriku karena membenci diri sendiri. Jika aku saja tidak bisa menyayangi diri sendiri, bagaimana orang lain bisa mencintaiku? Aku selalu merasa kepribadian diriku kurang dalam segala hal dan seharusnya aku bertekad mengembangkan diri tetapi kelemahanku yang menjijikan malah membuatku sulit untuk mengubah diri. Dimana ada kemauan, pasti ada jalan...itu kata semua orang dan aku merasa tertekan oleh hal itu. Bahwa diriku ini sama sekali tak memiliki kemauan untuk mengembangkan diri, itu sungguh menyedihkan dan terkadang membuatku berpikir lebih baik mati saja. Dan sepertinya keinginanku itu terkabul. Aku tak lagi menjadi beban bagi keluargaku, bukan? Aku bahkan tak perlu merasakan kepedihan kehilangan keluargaku karena aku duluan yang meninggalkan mereka.

Sosok wanita dewasa itu tiba-tiba meneteskan airmata. Aneh betapa jelas airmatanya padahal aku tak bisa melihat jelas mata, hidung atau mulutnya. Aku baru menyadari bahwa aku sendiri tengah meneteskan airmata juga. Memang setiap kali aku mengatakan bahwa aku membenci diriku sendiri, hatiku merasa sakit sendiri dan kadang aku ingin menangis.

Change the voices in your head, make them like you instead. Seandainya saja bisa semudah itu. Kadang aku berharap dapat menemukan seseorang yang bisa mengalahkan suara-suara jahat dalam pikiranku. Tetapi, rupanya yang bisa menyelamatkan diriku sendiri hanyalah diriku sendiri dan entah kenapa aku merasa harapanku pupus jika harus menggantungkan harapan pada diri sendiri. Semoga suatu hari nanti hal itu berubah dan aku bisa menjadi seorang yang setidaknya menyukai diriku apa adanya dan tidak terpengaruh oleh opini orang lain, bahkan opini dari keluarga sendiri.

Tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang sepertinya memanggil-manggil diriku namun aku sulit mencerna siapa pemilik suara itu. Aku membalikkan badan membelakangi cermin berusaha mencari tahu darimana sumber suara itu. Tiba-tiba sepasang tangan hitam melesat dari belakangku dan menarikku keras-keras membuatku terpekik kaget. Sosok wanita dewasa yang tadi terpantul pada cermin menarikku masuk ke dalam cermin. Aku hanya bisa menjerit tanpa daya.

walking on a dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang