Camel yang membawaku keluar gedung lalu bertemu dengan Papa. Aku yang seakan lupa daratan langsung menghambur dalam pelukan Papa, mencengkram erat dirinya seperti anak monyet kepada induknya saat dia menggendongku dalam pelukannya. Aku tidak menjawab pertanyaan Papa yang semakin membuat dia khawatir. Aku merasa pandanganku kabur dan aku hanya bisa mengatakan aku ingin pulang. Sejujurnya aku tak begitu ingat apa yang terjadi selanjutnya karena aku jatuh pingsan.
Saat aku bangun masih dalam keadaan setengah sadar, aku menyadari bahwa Papa membawaku ke rumah sakit lagi. Aku jatuh sakit demam tinggi yang membuatku harus dirawat inap untuk beberapa hari. Kepalaku terasa berat dan pening. Dalam keadaan setengah sadar, aku melihat Papa dan Mama didalam kamar rumah sakit. Mereka sepertinya sedang berargumentasi tetapi aku tak bisa mencerna percakapan mereka. Aku menutup mata dan tidur lagi.
Saat aku sudah agak sembuh, aku mendengar cuplikan berita pada TV dikamar dimana aku berada soal kejadian ledakan dalam gedung. Diberitakan bahwa kejadian itu adalah perbuatan salah satu keluarga pemilik gedung sebelumnya yang tidak rela gedung itu dijual kepada perusahaan Suzuki. Aku tidak terlalu ambil pusing soal itu karena yang ada dipikiranku hanyalah rasa takut akan dewa kematian berpayung merah.
Aku sungguh ketakutan menunggu kedatangan shinigami itu kepadaku karena sekarang dia tahu bahwa aku ada. Dia bilang aku-lah kejanggalan yang dia rasakan. Oh, dia benar-benar tahu. Apa yang harus kulakukan sekarang? Level kecemasanku jadi semakin melonjak naik.
Aku ingin mengontak Caleb tetapi aku berhasil menahan diri. Bagaimanapun aku tak ingin menjatuhkan orang itu denganku. Aku berusaha mengacuhkan teriakan dalam hatiku yang memakiku sok suci.
Mama meletakkan telapak tangannya ke dahiku untuk mengecek suhu tubuhku. Tangan Mama terasa adem pada kulitku. Mama menyuruhku banyak minum air. Dia mengelus lembut kepalaku sambil menampilkan senyum yang kelihatan agak sedih. Aku merasa bersalah karena lagi-lagi aku membuat orangtua Eva bersedih lagi karenaku.
Mama mengatakan Miyuki kemarin, saat aku belum sadar benar, ada datang menjengukku bersama orangtuanya dan memberikan sekeranjang buah-buahan. Mama menyuruhku untuk mengirimkan pesan terima kasih kepadanya. Mama mengupas apel untuk kami makan bersama.
Aku dan Miyuki bertukar pesan untuk beberapa saat. Aku tersenyum membaca pesan dari anak itu. Dahiku agak mengerut saat melihat aku tidak menerima pesan dari Yuka. Aku merasa Yuka seperti menjaga jarak denganku setelah pemakaman Kenji. Mungkin aku yang terlalu sensitif.
Papa tidak ada bersamaku karena masih mengurusi kejadian di gedung itu dan harus bekerja sama dengan polisi.
Tadinya polisi pun ingin berbicara denganku tetapi Papa menolak mereka. Sepertinya mereka tahu dari rekaman CCTV dalam gedung bahwa aku berada di lift itu sesaat sebelum ledakan. Masa mereka mencurigaiku? Tidak mungkinlah! Di mata mereka, aku hanyalah anak kecil semata, bukan? Walau memang kejadian yang terjadi disekitarku selama ini yang terus-menerus melibatkan polisi mungkin akan membuatku dicurigai. Tetapi, lebih banyak kasus terjadi disekitar Conan dan teman-temannya daripada denganku, sepertinya hanya beberapa polisi cermat saja yang mencurigai Conan. Dibandingkan dengan Conan, aku masih lumayan normal sebagai anak kecil, bukan?
Bicara soal Conan, aku jadi teringat akan Amuro. Aku menghela nafas panjang sambil mencubit dahiku sampai merah. Gila deh, tambah lagi kecurigaan mereka berdua juga padaku kalau begini. Tapi belakangan ini aku tidak bertemu Amuro lagi semenjak kejadian dengan Kenji. Apakah orang itu masih kepikiran soalku ataukah dia sedang disibukkan oleh organisasi hitam? Dipikir-pikir aku sama sekali tidak tahu timeline-nya manga DC ini sudah sampai mana.
Sebuah pesan dari Miyuki membuatku terbelalak. Miyuki menyatakan bahwa 2 hari yang lalu di sekolah ada kehebohan seorang anak SD jatuh pingsan mendadak dan akhirnya dibawa ke rumah sakit. Dia mengatakan bahwa anak itu adalah anak SD berkacamata yang pintar main sepakbola dan merupakan bagian dari klub detektif cilik. Conan!

KAMU SEDANG MEMBACA
walking on a dream
FanfictionEva terbangun dalam tubuh gadis kecil di dunia manga DC. Bisakah dia bertahan hidup disana?