Hai, sobat!!
Pakabar?
Cuma mo ngingetin
Ini cuma cerita fiksi. Jangan latah, dan bawa-bawa ke real life ya.
MakasiiihLopyu
Emuach!!
Enjoy!!
"Udahan atuh nangisnya. Jelek banget lo, kalo lagi nangis"
"Diam! Jangan ngajak gue ngobrol!!"
"Hahahaha. Lucu banget sih. Hahahaha."
"Kurang ajar lo! Lucknut banget emang. Temennya nangis bukannya di bujuk malah di ketawain. Hiks."
"Eleuh-Eleuh... Sini-sini mau peluk?" ujar Fauzan sembari merentangkan tangan di depan Karin, niat hati ingin menawarkan pelukan tapi, bukannya diterima malah dihadiahkan pukulan di pundak sebelah kirinya.
Fauzan mengaduh merasakan perih akibat geplakan Karin yang bisa dibilang cukup keras. "Katanya tadi minta peluk."
Karin mendelik, " dibujuk bukan dipeluk."
"Apa bedanya." gumam Fauzan.
"Hah? Ngomong apa lo?"
"Enggak. Udah mau maghrib. Gue balik deh," pamitnya.
"Setan!! Rambut gue!!" amuk Karin saat Fauzan dengan tidak berdosanya mengacak-ngacak rambutnya, benar-benar diacak, sehingga terlihat seperti rambut singa. Pelakunya malah berlari terbirit keluar kamar. Napas Karin keluar tak beraturan sebab menahan kekesalan.
"APA LAGI?!!" Teriak Karin ketika melihat Fauzan masuk kembali ke kamarnya. Belum puaskah pria itu?
"Lupa. Assalamualaikum. Kalo gak dijawab berarti elo setannya."
"Setan!!"
"Tuhkan, bener. Didinya nu setan."
"WAALAIKUMSALAM.""AWAS LO YA! OJANCUK!"
Fauzan terkikik geli sembari menuruni undakan tangga. Ada rasa puas saat melihat Karin berteriak ke arahnya. Misinya berhasil. Langkahnya sedikit memelan saat melihat seorang wanita berdiri di ujung anak tangga, melihatnya dengan tatapan bertanya.
"Lagi galau dia, Bu. Makanya teriak-teriak gak jelas. Putus cinta," jelasnya pada Ibu Karin.
"Ibu kira kenapa. Yaudah nanti ibu ajak ngobrol anaknya."
Fauzan mengangguk lalu mendekat meraih tangan kanan Ibu Karin dan menciumnya, "Ojan pulang ya, Bu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Hati-hati ya, salam buat Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...