***
Ojaaaaan!
Selamat pagi. Pemilik hati
Semenjak mereka sudah resmi menjalin hubungan, lelaki yang sudah menyandang sebagai sahabatnya selama 20 tahun itu selalu mengirimkannya pesan singkat berisikan kata-kata manis lengkap dengan foto dirinya yang baru saja membuka mata. Dan Karin hanya bisa mendengus ketika membuka pesan itu. Bukan marah atau kesal. Karin hanya heran, bagaimana bisa Fauzan terlihat begitu menawan bahkan disaat matahari masih enggan untuk menampakan dirinya.
Tidak adil.
Halooo
Ojaaaaan!
Sayang aku udah bangun?
"Apasih sayang-sayang."
Semakin kesini Fauzan semakin ke sana. Kemarin Mba pacar. Lalu kini, sayangku. Besok-besok apa lagi? Bukannya Karin risih, ia hanya merasa tidak nyaman saja karena ada rasa menggelitik di perutnya setiap kali Fauzan melontarakan kalimat-kalimat manis. There are many butterflies in her stomatch.
Baru saja Karin akan membalas pesannya, pria itu lebih dulu melakukan panggilan video. Sebelum menggeser tombol terima, Karin melihat penampakan dirinya di cermin. Setelah dirasa aman, ia menerima panggilan itu.
Bare face yang sedikit tertutupi oleh selimut menjadi pemandangan di layar ponselnya. Pria itu mematik senyum begitu bisa melihat wajah gadisnya. Ah, hati Fauzan selalu menghangat setiap mengingat bahwa Karin sudah menjadi miliknya. Meskipun belum seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...