OUR STORY (38)

1.2K 171 17
                                    

Warning! Kisseu (sedikit sih)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning! Kisseu (sedikit sih)


***


Setelah diantar oleh Kayla dengan selamat, Karin langsung mengurung dirinya di dalam kamar. Mematikan daya ponselnya menghindari beberapa panggilan dan spam chat.

Masa bodoh dengan Fauzan dan segala penjelasannya. Karin hanya butuh waktu dan tenang untuk meredakan amarahnya.

Suara ketukan pintu terdengar pelan, lalu knop itu bergerak turun dan pintu terbuka dari luar.

"Adek sibuk?" suara Ibu menggema di ruangan.

"Kenapa, Bu?"

Ibu mendekat, duduk di sisi sang putri.

"Di depan ada Ojan tuh."

"Iya. Biarin aja."

"Adek gak mau ketemu?"

Karin terdiam. Menatap Ibu, lalu menghembuskan napasnya.

Ibu yang paham pun langsung mengusap rambut Karin lembut. "Berantem, ya?"

Anggukan kecil menjadi jawab atas pertanyaan itu. "Dari dulu, kalian itu kok berantem terus, sih?"

"Ojan yang mulai duluan!"

"Iya-iya." Ibu memilih menuruti ucapan putrinya yang sedang merajuk. "Jadi, mau disamperin atau enggak ini Ojannya?"

"Enggak. Bilang aja aku udah tidur."

"Oke. Ojannya Ibu suruh pulang nih ya."

"Iya. Usir aja. Bilang juga, jangan ke sini lagi."

"Jelek banget sifatmu. Nurun dari siapa sih?"

"Kalo gak Ibu ya Ayah lah."

"Ibu waktu muda dulu gak gini."

"Iyaa Ibu mah anak baik iyaaa."

Kekehan Ibu terdengar pelan saat melihat Karin yang semakin merajuk. Diusapnya pipi gadis itu. "Jangan lama-lama marahannya ya."

Setelah itu, Ibu keluar dari kamar. Namun, tak berjarak lama, suara ketukan pintu kembali terdengar. Dengan langkah ogah-ogahan Karin membuka pintu tersebut. Sosok Karrel terlihat menjulang tinggi di hadapannya.

"Lagi apa, dek?"

"Kenapa deh?!"

"Itu, gue lihat Ojan daritadi. Mau jalan?"

"Ck! Kirain ada apaan. Suruh pulang aja anaknya!"

Lipatan di dahi Karrel tercetak jelas. "Berantem ya?" kalimat dan nada bicaranya sama persis ketika Ibu bertanya.

"Bukan urusan lo!"

Brakk!!

Pintu tertutup kencang. Persetan dengan ketidaksopanan. Karin benar-benar tidak ingin membahas apapun tentang Fauzan. Bahkan sekadar mendengar namanya disebut pun enggan.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang