Baru beres banget diketik. Belum sempet diedit. Jadi, maaf kalo banyak typo.***
Selepas menghabiskan banyak waktu untuk bertemu dengan teman-temannya, Fauzan mewujudkan niatnya untuk memberi pelajaran pada sang kekasih.Lantas, setelah memarkirkan motornya dengan rapi, pria itu bergegas masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salam.
"Karin ada, A?" tanyanya pada Karrel yang tengah duduk di sofa ruang tengah.
"Ada di kamar kayaknya mah, Jan."
"Boleh ke sana gak nih?"
"Naik aja."
Tanpa menunggu lama, langkah kakinya bergerak ke arah kamar yang sedang menyembunyikan gadisnya.
Pintu berwarna putih itu tidak tertutup rapat. Fauzan melongokkan kepalanya. Terlihat tubuh yang sedang terbaring di tengah-tengah ranjang. Karin tidur? Atau pura-pura tidur?
Fauzan melangkah begitu pelan agar tak mengganggu gadisnya. Dan, benar. Karin tidur. Tertidur lebih tepatnya. Karena Fauzan bisa menyaksikan layar tab yang masih menayangkan drama.
"Ck! Kebiasaan banget."
Dengan amat perlahan. Fauzan mengambil tab yang tertindih oleh lengan Karin lalu mematikan dayanya dan menaruhnya ke atas kabinet di samping ranjang.
Melirik arloji di atas nakas, 20.30 masih terlalu awal untuk Karin yang mempunyai jadwal tidur di atas jam 10 malam.
Dibenarkannya posisi tubuh gadis itu secara perlahan. Seolah Karin adalah benda yang mudah pecah. Setelah menarik selimut sebatas dada, Fauzan tak langsung meninggalkan kamar itu. Berjongkok di sisi ranjang, ditatapnya lembut raut wajah yang selalu terlihat damai saat terpejam namun juga ada sisi rapuh yang membuat Fauzan selalu ingin melindunginya.
Fauzan berdiri, kemudian merunduk lebih dekat. Meninggalkan kecupan lembut di kening Karin. "Have a good sleep, sweetheart."
.
.
.
Terik matahari yang mulai menyingsing memasuki tiap-tiap celah jendela kamar membuat Karin terbangun dari tidur nyenyaknya.
Matanya mengerjap perlahan. Memindai lamat-lamat jam weker di atas nakas, pukul 09.00 pagi. Namun, tunggu dulu. Ada sesuatu di samping jam yang menarik atensi Karin.
Dengan cepat, ia bergerak mengambil dua kertas yang tergeletak di sana. Matanya membesar ketika membaca tiap baris kalimat yang tertera di atas kertas.
Karin kaget sekaligus senang.
Ia berlari keluar kamar, menuruni tangga dengan tergesa.
"A areeeel!!" teriakannya memenuhi seisi rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...