Haii!!
Apa kabs, Sobat?!
Kasih tau aku kalo ada typo yaa
Selamat membaca!
***
"Ayang, kok cemberut gitu?" tanya Naren saat melihat wajah Karin yang tertekuk masam.
"Diem!" Naren mendelik, lalu menatap Fauzan meminta penjelasan.
"Baeud. Masalah koper tea."
"Ooooh."
Perkara koper yang menjadi drama di pagi hari membuat Karin marah pada Fauzan. Pasalnya sudah semalaman gadis itu mem-packing barang-barang yang akan dibawanya, namun dengan seenak jidat Fauzan masuk ke kamarnya dan mengeluarkan semua barang yang sudah tertata rapi.
Kita tuh cuma mau ke lembang. Bukan ke bali!
Begitu yang diucapkan oleh lelaki itu saat menyusun kembali barang bawaan Karin ke dalam sebuah bagpacker yang lebih kecil. Bagaimana Fauzan tidak kesal, segala hairdryer, alat catok rambut, dan segala jenis barang yang tidak Fauzan tahu ada di dalam koper gadis itu. Yang Fauzan yakini barang-barang itu tidak akan terpakai sama sekali. Hah, wanita dengan segala ke-riweuhannya memang tidak bisa dipisahkan.
"Pegangan," Kata Fauzan saat akan menancap gas motornya. Karin masih terdiam.
"Beneran gak akan pegangan? Gue mau ngebut loh ini," kemudian, kedua bahunya terasa berat sebab tangan Karin berada di sana dan sedikit mencengkramnya. Senyum tipis tersungging di bibir Fauzan.
Satu jam kemudian mereka tiba di villa milik Jenandra. Sebuah Villa lantai dua, dengan kolam renang di sisi kiri dan rumput jepang yang memenuhi sepanjang halaman.
Udara semakin dingin saat mereka turun dari motor masing-masing. Para perempuan langsung mengetatkan sweater yang mereka kenakan karena angin yang terasa menusuk kulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...