OUR STORY (23)

1.2K 142 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ayang gue foto sama siapa ini?!!"

Teriakan Naren sukses membuat Fauzan hilang fokus. Lelaki itu tengah bermain game bersama Januar. Berbarengan dengan perginya Karin, Fauzan juga melarikan diri ke rumah Jenandra.

"Jan, ini siapa sih?" tanya Naren sambil mengangsurkan ponsel miliknya.

Fauzan melihat sebuah foto yang di upload di akun media sosial milik sang lelaki, dengan caption 'mine' kemudian di repost oleh si perempuan dan diberi emoticon  love yang melingkar. Mereka terlihat mesra dengan saling menempelkan kepala.

Oh. Sudah jadian rupanya ya?

"Pacar barunya?"

"Iya kayaknya."

"Yah. Kecolongan dong gue, Jan." Ungkap Naren dramatis.

"Yang kecolongan tuh Fauzan bukan elo!" Naren mendelik ke arah Januar. "Lagian, Jan. Gue bilang apa sih sama lo. Kalo suka tuh langsung bilang. Sat set sat set, gitu, Jan."

Tidak dapat dipungkiri memang, ketiga teman Fauzan tahu kalau lelaki itu menganggap Karin tidak hanya sebatas sahabat kecil saja. Mereka sama-sama laki-laki, jadi mengerti akan tatapan yang Fauzan beri untuk Karin. Terlihat jelas berbeda.

"Terus, kalo udah kayak gini. Lo mau gimana?" Jenandra bertanya.

"Ya gak gimana-gimana. Gue ikut seneng aja."

"Bullshit banget anjing! Kenapa gak bilang langsung ke anaknya sih?" Fauzan hanya mengendikkan bahunya sebagai jawaban atas pertanyaan Januar.

"Temen gue kok jadi sadboy gini si."

Fauzan terkekeh mendengar penuturan Naren. Mereka terdiam dalam waktu yang cukup lama. "Gue gak bisa maksa, Ren. Lagian, suka sama seseorang tuh gak melulu saling memiliki 'kan? Kalo kayak gitu, egois jatohnya. Dan, gue gak mau egois." Tutur Fauzan.

"Lo, bener."

"Perihal dia suka balik sama gue. Itu hadiah. Enggak pun gapapa. Buat sekarang mah, biar gue aja yang ngerasain ini."

"Kalo, seandainya Karin juga punya perasaan yang sama kaya lo, gimana Jan?" tanya Jenandra.

"Ya bagus. Langsung gas, gue."

"Mantap temen aing!" Naren menepuk-nepuk pundak Fauzan.

Untuk sekarang, biar Fauzan simpan rasa ini. Meskipun ada sedikit nyeri. Tapi tidak apa-apa. Jika pun nantinya ia tidak bisa diberi kesempatan bersama gadis itu. He's fine. Karena hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tidak jadi masalah, jika nantinya Karin menemukan bahagianya, walau bukan bersama Fauzan. Pria itu akan ikut bahagia.

Jika Karin tersenyum ia pun harus tersenyum. Selagi ia bisa melihat gadis itu. Bisa terus berada di belakangnya. Semua akan baik-baik saja. Sungguh, tidak apa-apa.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang