OUR STORY (12)

1.4K 167 43
                                    

Malem mingguu nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malem mingguu nih.

Kalian keluar sama Ayang gak?

Kalo enggak, payah!

Wkwkwk

Bercandaaa.







Tolong bantu tandain typo ya, Sobat.


Enjoy!!


***

Salah satu restoran yang menyajikan makanan khas Jepang di daerah Paskal menjadi tempat persinggahan Karin selepas pulang sekolah. Masih dengan seragam yang melekat di tubuhnya, Karin terduduk seorang diri di sebuah kursi dengan meja bertuliskan angka 4. Sudah 15 menit yang lalu Karin menunggu.

Kini, pandangannya terpaku pada seorang pria paruh baya yang melangkah melewati pintu masuk, bersama dengan seorang wanita yang baru saja memasuki usia 30, dan tidak lupa pula akan sosok gadis kecil dengan rambut yang dibiarkan tergerai, berjalan diantara keduanya sambil menggenggam jari-jemari pria paruh baya itu.

Tatapan mereka bertemu, sedikit senyum simpul terbit dari bibir sang pria. Karin berdiri dari duduknya. Menyambut kedatangan mereka yang sudah ditunggu kehadirannya sedari tadi.

"Sudah lama?" adalah sapaan yang pertama Karin dengar.

"Baru dateng kok."

"Adek, salam dulu sama teteh," suara lembut dari sang wanita mengudara. Gadis kecil yang dipanggil dengan sebutan Adek itu mendekati Karin. Mengulurkan tangan kecilnya.

"Pinter," puji pria yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya.

"Sudah pesan?" tanyanya lagi saat mereka sudah duduk.

Kepala Karin menggeleng sebagai jawaban. "Oke. Kita pesan sekarang saja. Adek, mau apa?"

"Aku-"

"Aku-"

Karin mengerjap saat dia dan Flora menjawab dengan bersamaan.

"Oh, sorry." Ucap Karin tak enak hati.

"Hahaha, gapapa. Ayah lupa, kalian sama-sama di panggil adek, ya? Tapi, sekarang Adeknya buat Flora dulu ya? Gak apa kan?" Karin hanya mampu menganggukan kepalanya.

"Adek mau makan apa?" tanya pria itu lagi.

Karin meringis pelan saat mendengar suara lembut keluar dari bibir pria yang menyebut dirinya sendiri dengan sebutan  Ayah.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang