OUR STORY (16)

1.3K 142 27
                                    

Hai!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!!

Malam minggu.
Aku dateng lagi nih bawa yang unyu-unyu.

Oh iya
Buat kalian yang milih jadi penumpang kapal Fauzan-Karin.

Inget ini ya!
Jodoh ada di tangan author!
Wkwkwk

Banyakin do'a aja, biar kapal kalian berlayar!!



Kalo ada typo, komen yaaa!

***

Sejatinya manusia tidak akan lepas dari yang namanya masalah, bukan?Masalah yang tidak bisa diprediksi dan datang dalam berbagai macam bentuk. Baik berat maupun ringan. Yang terkadang membuat kita merasa masalah yang kita hadapi itu terlalu sulit sehingga menimbulkan pikiran-pikiran negatif.

Seperti yang Karin alami saat ini. Sudah 2 jam berlalu sejak dirinya membaca pengumuman di Grup angkatan tentang pendaftaran masuk perguruan tinggi. Selama itu pula, Karin hanya berdiam diri dengan pikiran yang carut marut.

"Ayo dong! Mikir!" ucap Karin ambil memukul-mukul kepalanya.

Helaan napas keluar dari bibirnya. Perihal menentukan masalah kampus saja sudah membuatnya se-pusing ini. Ditambah dengan tekanan dari sisi kiri yang membuat Karin semakin frustasi.

Beberapa minggu terakhir Ayahnya selalu mengirimkan pesan berisi daftar kampus yang memiliki predikat unggul. Beliau selalu menanyakan pilihan Karin akan rekomendasinya yang belum Karin jawab sampai detik ini.

Merasa buntu, Karin bangkit dari duduknya. Meraih ponsel di atas nakas. Lalu keluar dari kamarnya. Sepertinya mencari udara segar akan menjadi pilihan terbaik untuk mendinginkan kepalanya.

Kaki kecilnya menyusuri jalan setapak menuju danau buatan di dekat taman komplek. Hari ini, taman lumayan sepi. Mata Karin terpejam kala indra penciumannya menghirup udara sekitar. Kemudian merebahkan punggungnya pada kursi taman yang ia duduki.

Bukkk

Tiba-tiba saja ada sebuah jaket terjatuh tepat di atas pahanya, kepala Karin mendongak. "Ngapain sendirian di sini? Kesurupan baru nyaho siah." Ucap lelaki tengil yang tidak lain dan tidak bukan ialah Fauzan.

"Lu sendiri ngapain ke sini? Ngikutin gue ya?"

Tangan kanan milik pria itu terulur ke wajah Karin. Seolah memberi tahu bahwa Fauzan tidak dengan sengaja datang ke taman ini. Pria itu baru saja membeli beberapa camilan, niatnya untuk menemaninya belajar, tapi saat di tengah perjalanan matanya tak sengaja menatap punggung seorang gadis yang sudah begitu dikenalnya.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang