Hai!!!
Welcome back to wattpad my channelWkwkw
Enjoy you're reading, sobat!!
"Nih, Pakai." Titah Fauzan yang menyerahkan jaket miliknya untuk Karin kenakan. Kini mereka berdua tengah berada di tempat di mana Fauzan memarkirkan motornya. Fauzan menatap Karin dengan intens, memperhatikannya dari pangkal rambut sampai ujung kaki. Seketika Fauzan tersadar bahwa gadis yang ada di depannya ini mengenakan celana di atas lutut. Dengusan kasar keluar dari hidungnya.
Dengan gerak kasar, Fauzan membuka jok motornya lalu mengambil sesuatu yang tersimpan di sana. "Biar gak masuk angin," ucapnya sembari menyodorkan sebuah celana ke hadapan Karin.
Karin mendongak, "Ojan! Yang bener aja, masa pake jas hujan." protes Karin saat melihat celana yang Fauzan tawarkan itu adalah jas hujan bagian bawahnya.
"Nurut sekali ini aja, bisa enggak?" Tatapannya penuh intimidasi membuat Karin mau tak mau memakai celana itu meski dengan memberenggut. Untungnya Karin memakai masker, sehingga bisa membantu mengurangi rasa malunya.
Setelah permasalahan jas hujan selesai, Fauzan membawa motornya menjauh dari jalanan Braga.
Di tengah perjalanan mereka saling terdiam, tidak ada percakapan berarti diantara keduanya. Beberapa menit setelahnya motor Fauzan tiba di kediaman Karin. Terlihat jelas dari teras depan ada Karrel yang sibuk mondar-mandir, sesekali mengecek ponselnya, lelaki itu terlihat khawatir.Kesibukan lelaki itu terhenti saat mendengar deru motor Fauzan. Karrel bergerak cepat menghampiri Karin. Memutar tubuh sang adik, memeriksa keadaannya.
"I'm okay," lirih Karin.
Karrel menghela napas lega, di usapnya kepala Karin, "masuk gih. Bersih-bersih dulu," patuh dengan titah Sang Kakak, Karin pun masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...