OUR STORY (13)

1.3K 166 24
                                    

Alohaaa!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alohaaa!!

Ada cerita apa hari ini?












Bantu aku buat tandai typo ya 💚

***


"Jan, hudang, Jan."

Tungkai yang terbalut sepatu itu menyenggol kaki Fauzan yang tergeletak di atas kursi. Saat ini, Fauzan tengah tertidur dengan posisi tubuh yang rebah di atas tiga buah kursi yang sengaja dibariskan sejajar. Merasa tidurnya terusik, Fauzan pun membuka matanya. Tubuh tinggi milik Januar menjulang di hadapannya. Kening Fauzan mengerucut. Matanya terlihat merah.

"Warjok hayu," ajak Januar.

"Emang geus istirahat?"

"Tingali jam!" ucap Naren. Fauzan pun menurut, bangkit lalu melihat jam dinding yang jarumnya berada di angka 12. Sudah istirahat rupanya.

"Matak lamun sakola tong loba sare, sia teh." kata Naren lagi.

Hey, mana bisa! Jam pelajaran kosong adalah waktu yang cocok untuk tidur. Amat sangat disayangkan jika Fauzan tidak memaanfaat waktu itu. Perihal tugas yang diberikan oleh guru, dia bisa melakukan copy paste milik teman-temannya. Beres.

"Hayulah, tong loba nge-bug. Gak kuat, udah lapar banget akutuh," ucap Januar sembari mengusap perutnya.

"Najis, lebay." kata Nana yang kemudian berjalan mendahului teman-temannya.

Warjok atau warung pojok yang letaknya berada di dekat bangunan tua milik sekolah menjadi warung favorite untuk Fauzan dan anak-anak yang lainnya.

Disamping makanannya yang enak, harganya pun cocok untuk kantong anak sekolahan seperti mereka. Namun bukan hanya itu yang menjadi tujuan utama, rata-rata anak yang menghabiskan waktu istirahatnya di warjok tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membeli sebungkus atau sebatang rokok yang dijual oleh Mbok Ati—pemilik warung pojok.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Januar, setelah menghabiskan gorengan yang dibelinya memakai sistem DARMAJI (Dahar Lima Mayar Hiji), laki-laki itu menyalakan sumbu batang bernikotin lalu menghisapnya secara perlahan.

"Udud moal?" tawarnya pada Fauzan.

"Sok, weh."

"Si goblog! Ojan ditawarin rokok. Ya gak bakal mau atuh." Ujar Naren.

"Ya siapa tau sekarang mah bakal tergoda."

"Sayang paru-paru Nu."

Lagipula, untuk apa sih merokok? Jika dipikir-pikir, menghisap kandungan nikotin tidak ada untungnya sama sekali. Yang ada cuma nimbun-nimbun penyakit. Efeknya memang enggak akan langsung terlihat, tapi enggak ada yang tahu kan untuk beberapa tahun kedepan? Selain itu, Fauzan juga sudah berjanji pada Ayahnya untuk tidak mengonsumsi barang yang katanya jika sudah sekali coba, seterusnya  akan menjadi kecanduan. Yang harus dipegang dari laki-laki adalah janjinya, bukan?

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang