Aku datang lagi!
Lagi banyak ide nih. Jadi langsung ditulis, takutnya keburu hilang.Vote + komen juseyooooo 🍒🍒
***
Usai dengan drama flashdisk, Karin menekuni kembali hasil kerja kelompoknya. Lalu mendiskusikan lagi bersama teman-temannya lewat zoom meet. Di sampingnya ada Fauzan yang duduk fokus pada game di handphone lelaki itu.
"Gue kirim lewat e-mail aja ya." Ujar Karin yang disetujui oleh teman-temannya. Setelah terkirim, zoom meeting pun berakhir.
Karin menyandarkan kepalanya pada pundak Fauzan. Memejamkan matanya perlahan. Seharian ini melelahkan.
Fauzan yang peka pun, mengusap pelan sisi kepala Karin. Lalu, kembali fokus pada game nya.
"Sebentar ya. Satu game lagi." Bukannya bangkit, Karin malah semakin menyamankan posisinya. Sebentar saja, napasnya sudah teratur. Karin tertidur.
"Assalamualaikum," suara bariton yang muncul membuat Fauzan mengalihkan fokusnya. Ada Karrel yang baru pulang entah dari mana, pakaian lelaki itu terlihat kusut karena digunakan seharian ini.
"Tidur dia?" tanya Karrel sembari mendudukan dirinya ke atas sofa.
"Iya a. Kecapean sigana mah."
Karrel hanya mengangguk pelan. Omong-omong, kakak dari Karin itu sudah mengetahui hubungan keduanya. Jadi wajar jika Karrel tidak kaget melihat Karin yang tidur di pundak Fauzan dengan tangan yang mengegenggam lengan lelaki itu. Posisi saat ini terlihat seperti Karin tengah memeluk Fauzan dari samping.
Dua minggu setelah mereka resmi, Fauzan memberitahu Karrel. Dan tawa keras milik lelaki itu menjadi reaksi atas informasi yang didapatnya. Pria itu, hanya mengatakan. "Awet-awet ya kalian." disertai senyum miringnya.
"Masuk duluan ya. Kalo pegel, bangunin weh budakna." Kata Karrel lalu berlalu ke kamarnya.
Fauzan tak serta merta mengikuti ucapan Karrel meski bahunya terasa kebas. Pria itu ingat, gadisnya belum menyentuh makanan sejak pulang dari kampus. Roti bakar yang disiapkan Ibu pun hanya dimakan oleh Fauzan. Karin hanya menyentuh susu coklat hangat yang biasa ia minum.
"Rin... Bangun yuk." Ujarnya lembut sambil mengusap-usap pipi Karin.
Karin menggeliat. Namun tak membuka kelopak matanya.
"Hey. Bangun...."
Karin mengerjap, menjauh dari Fauzan. Lalu mengucek kedua matanya yang terasa perih. Karin masih mengantuk.
"Ngantuk," lirih Karin kemudian menjatuhkan kepalanya pada meja.
"Cuci muka dulu yuk. Terus makan dulu. Dari pulang ngampus kamu belum makan."
Dengan langkah ogah-ogahan, Karin menuju ke arah kamar mandi. Kemudian kembali ke ruang makan. Di sana sudah ada Ibu dan Karrel serta Fauzan. Karin mendudukan dirinya di antara Ibu dan Fauzan.
"Adek mau makan sama apa?"
"Ngantuk Ibuuu."
"Makan dulu sebentar yuk. Abis itu lanjut tidur."
Ibu menyiapkan makanan ke atas piring. Sementara Karin, sudah memejamkan kembali matanya dengan punggung yang bersandar pada kursi.
"Ayok. Buka mulutnya." Ucap Ibu.
Karin membuka mulutnya. Dan menerima suapan pertama. Iya, Karin makan sambil tertidur. Matanya sih merem, tapi mulutnya tetap bergerak untuk mengunyah makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...