Annyeong yorobbbun!!
Sehat kan?
Enjoy!!
Detik berganti menit, tubuh Karin masih membeku setelah mendengar perkataan Fauzan. Apa Karin salah dengar? Pacaran? Pria ini mengajaknya berpacaran? Di atas tempat tidur dalam keadaan pria itu yang baru bangun dan masih bau iler?
Gila.
Fauzan sudah gila.
"BWAHAHAHAHAHA" Tawa keras Fauzan menghentikan segala pemikiran di kepala Karin.
"Kenapa sih, lo?" tanya Karin.
Fauzan masih terus tertawa, bahkan kini lelaki itu memegangi perutnya yang terasa nyeri karena tertawa terlalu kencang. Sudut matanya sampai berair.
Karin memegang kepala Fauzan. "Saha maneh?"
"AING MAUNG BISKUAT. HAHAHAHAHAHA."
Karin ikut terbahak bersama Fauzan. Mereka berdua benar-benar gila.
"Udah-udah. Capek gue," ujar Karin berusaha menghentikan tawanya.
"Aduh gusti, ya Allah. Sakit banget perut gue."
Keduanya mengatur napas dengan susah payah dalam posisi telentang.
"Lo... harus liat muka lo sih Rin, cengo banget. Hahaha."
"Biadab lo!!"
"Haaaaahh!!!"
Ketika napasnya sudah kembali normal, Fauzan memiringkan tubuhnya menghadap Karin, "udah baper ya, lo?"
Karin mendelik sebelum menarik rambut Fauzan. "Najis banget. Buyut lo tuh baper."
Kekehan kecil keluar dari bibir Fauzan. Merasa gemas, Fauzan membawa Karin ke dalam pelukannya.
"Ih!! Ojancuk! Lo bau, kampret!"
"Lepasin!! Allahu, bau bangke lo."
Alih-alih melepaskan dekapannya, lelaki itu malah semakin mengeratkan dan membawa Karin ke lekukan ketiaknya. Hal itu sontak membuat Karin bergerak secara brutal agar terbebas dari kungkungan sahabat biadabnya itu. Susah payah Karin menahan napasnya.
Fauzan belum mandi.
Dengan sekuat tenaga Karin mendorong dada Fauzan, dan akhirnya penderitaannya telah selesai. Karin menghirup udara banyak-banyak.
"Edan!" umpatnya.
"Wangi da gue mah. Mana pernah bau." ujar Fauzan santai.
"Bau bangke anjim!"
"Astagfirullah mulutnya ukhti."
"Sana-sana mandi," suruh Karin sembari mendorong badan Fauzan membuat cowok itu terjatuh dari kasurnya. Fauzan meringis kecil, ditatapnya Karin yang menunjukkan cengiran, tak lama kemudian perempuan itu ikut bangkit dari tempat tidur milik Fauzan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...