Happy reading!
***
"Kok bisa hilang sih?!"
"Bentar Clar, gue pastiin lagi, takutnya nyelip di tas gue." Karin berujar sembari tangannya sibuk mengubrak-abrik tas miliknya.
"Kalo sampe beneran gak ada dan kita gak bisa presentasi, ini semua salah lo ya!"
"Clar, lo diem dulu bisa enggak? Jangan bikin keadaan tambah panik dong!" ujar salah satu teman kelompok Karin yang lainnya.
Karin menghela napasnya saat tak kunjung menemukan flashdisk yang sedari tadi tengah dicari. Hari ini, ada presentasi hasil diskusi kelompok yang minggu lalu di tugaskan oleh dosen pengampu. Karin bertanggung jawab membawa flashdisk itu karena ia akan merevisi hal-hal yang sekiranya perlu ditambah dan dikurangi. Bodohnya, Ia kehilangan flashdisk itu. Entah jatuh atau tidak terbawa saat ia berangkat dari rumah. Tapi seingatnya, Karin memegang flashdisk itu tadi pagi dan memasukkannya ke dalam tas yang ia kenakan hari ini.
"Gimana Rin?"
Karin menggeleng lemah. "Sorry...."
"Maaf dari lo gak bisa bikin keadaan jadi lebih baik! Kalo kayak gini, gimana nasib kelompok kita coba?! ceroboh!!"
Karin melirik arlojinya, "masih ada waktu. Gue cek ke rumah dulu, siapa tau jatoh atau ketinggalan." Dengan langkah cepatnya, Karin bergerak ke arah pintu, namun baru beberapa langkah ia terhenti.
Tubuh Mr. Smith menjulang tinggi di ambang pintu.
Mati!
"Morning, class!" semuanya terdiam saat melihat Mr. Smith berjalan ke arah mejanya. "Saya sengaja masuk lebih awal karena ada urusan yang harus diselesaikan setelah ini." Jelasnya sekaligus menjawab keterkejutan mahasiswanya.
Karin memundurkan langkahnya perlahan, tangannya saling meremas ketika mendapat tatapan tajam dari Clara. "Sorry, guys." Cicitnya.
"Gapapa Rin. Udah lo duduk lagi. Nanti gue coba obrolin sama Mr. Smith deh, minta keringanan." Tutur Fajar selaku assisten dosen dari Mr. Smith. Lelaki itu maju kedepan, membantu menyiapkan perlengkapan presentasi.
Karin mengamati dari tempat duduknya sambil berharap cemas, semoga Mr. Smith bisa memberikan keringanan dan mau menerima alasan dari Fajar. Tak lama Fajar kembali, "Kita masih bisa presentasi dipertemuan minggu depan. Tapi, nilai kita dikurangi karena lalai akan tugas dan tanggung jawab."
Yang lain menghembuskan nafas lega mendengar ucapan Fajar. "Syukurlah. Gapapa di kurangin juga, yang penting kita masih dapet nilai. Makasih ya Jar." ungkap Desi.
"Thanks Jar." Kata Karin.
"Ini kalo lo bawa flashdisk nya. Pasti nilai gak bakal dikurangin!" sinis Clara yang membuat Karin kembali tak enak hati.
"Udah deh Clar. Bersyukur aja. Masih mending Mr. Smith kasih kesempatan kita buat presentasi." Kata Fajar yang membuat Clara melengos dan fokus memperhatikan kelompok lain yang sedang presentasi.
"Nanti coba cari lagi di rumah ya, Rin." Ucap Desi setelah kelas usai.
"Iya, siapa tau jatuh pas lo lagi siap-siap." timpal Fajar.
Sementara itu Clara masih melayangkan tatapan tajamnya pada Karin. Gadis itu benar-benar menganggap Karin adalah biang masalah dari permasalahan kali ini.
"Ck! Gak becus!" ketusnya sambil berlalu dari sana yang mana membuat Karin merasakan sakit dihatinya.
"Clara gak usah didengerin. Gak sepenuhnya salah lo kok. Kita juga semua salah karena gak salin soft file-nya."
ungkap Fajar mencoba menenangkan Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...