Kasih love yang banyak doong buat Ojaan.Kalo ada typo, tandain yaa!!
Enjooooy!
***
"Hiks! Hiks!"
"Udah, jangan nangis terus."
"Hiks! Hiks! Hiks!"
"Yeh, dibilangin teh, malah makin kenceng."
"Da perih atuh ini teh! Sok weh nih gantian Aa yang motongin."
"Oh maaf. Saya sibuk. Bye!!"
"Karrel!!! Kadieu siah!!" teriakannya menggema di seluruh ruangan.
"Adek. Kenapa atuh, kok teriak-teriak. Itu bawangnya udah beres dipotongin semua belum?" tanya Ibu sambil mendekati Karin.
Setelah mendapat telepon dari Karrel. Fauzan dan Karin langsung mendatangi rumah Karin, namun yang mereka dapati adalah rumah dalam keadaaan terkunci.
Kemudian satu pesan masuk dari Karrel menyuruh mereka untuk segera ke rumah Fauzan.
Dan sekarang, Karin berakhir di dalam dapur dengan potongan bawang yang tak bertambah banyak, padahal sudah lebih dari dua puluh menit yang lalu. Entah siapa yang memiliki ide untuk mengadakan acara BBQ-an, yang pasti semenjak sampai di rumah milik Mama Retno, Karin dan Fauzan sudah diperbudak untuk melakukan ini dan itu.
"Perih Buu ih! Adek gak kuat," rengek Karin sambil menyusut air matanya.
"Haduh! Yaudah sana-sana, adek kedepan aja, tanyain Aa sama Fauzan. Barangkali mereka butuh bantuan," lalu pekerjaan itu diambil alih oleh Ibu.
Di halaman rumah terlihat Fauzan yang sedang menyiapkan bara api di atas pemanggang dan ada A arel di bantu oleh si kembar sedang menusukkan potongan ayam.
"Perlu bantuan?" tanya Karin pada Fauzan.
Fauzan menolehkan kepalanya "tolong ambilin kipas dong," setelah itu Karin masuk ke dalam rumah, dan kembali bersama sebuah kipas yang biasa dipakai oleh para pedagang sate diluaran sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...