Mana yang kangen Fauzan?Sini merapaaaat.
***
GDM atau sering juga disebut dengan Gangguan Depresi Mayor.
Suatu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup sehari-hari.Rasa sedih atau terus kehilangan minat yang mencirikan depresi berat dapat menyebabkan berbagai gejala perilaku dan fisik. Ini mungkin termasuk perubahan dalam pola tidur, nafsu makan, tingkat energi, konsentrasi, perilaku sehari-hari, atau harga diri. Depresi juga dapat dikaitkan dengan pikiran bunuh diri.
"Jadwal konsultasinya hari apa aja, A?"
Karrel menatap sang lawan bicara. Wajah yang beberapa hari ini jarang ia lihat.
"Seminggu dua kali. Rabu dan Sabtu."
Fauzan mengangguk paham. "Nanti biar gue aja yang temenin."
"Gue gak tau lagi musti gimana. Rasanya sakit banget lihat dia terus-terusan nangis." Fauzan paham. Ia mengerti bagaimana perasaan Karrel saat ini. Karena dulu, ia pun harus menyaksikan Mamanya terpuruk saat ditinggalkan oleh sang Ayah untuk selamanya. Meski usianya tak sama seperti Karrel.
Fauzan dipaksa dewasa oleh keadaan.
"Bantu gue ya, Jan?" Lirih pria itu.
"Pasti. Selain lo, gue juga mau tanggung jawab buat bahagianya Karin."
Lalu di sinilah Fauzan. Di dalam kamar dengan lampu utama yang dimatikan. Penerangan satu-satunya hanya berasal dari lampu pijar di atas nakas. Kamar ini terlalu gelap.
Terduduk di pipir ranjang. Fauzan menatap lembut seseorang yang tengah terlelap. Napasnya keluar dengan teratur.
Fauzan memindai wajah itu. Kernyitan di dahi. Lingkaran hitam dibawah mata. Menandakan bahwa tidurnya tak benar-benar nyenyak selama ini.
Tubuhnya pun terlihat lebih kurus dari terakhir Fauzan lihat.
Gadisnya. Karin-nya sedang tidak baik-baik saja.
Jika kalian bertanya. Kemana Fauzan selama ini?
Ia ada. Selalu ada. Meski tak bisa menemui Karin dari dekat. Percayalah, setiap hari, lelaki ini selalu mengunjungi rumah Karin meski sang empu tak bisa ia temui. Pria itu selalu menjaga dari jauh. Seperti yang kalian tahu, Karin benar-benar tidak bisa bertemu siapapun selain kakaknya.
Selama ini Fauzan selalu bertukar pesan dengan Karrel. Menanyakan perkembangan kondisi Karin. Sampai saat dimana Karrel mengabari tentang Karin yang semakin memburuk. Fauzan tidak bisa menahan dirinya lagi.
Ia melanggar janjinya sendiri untuk tidak menemui Karin.
Tangannya menyentuh pelan pipi yang semakin tirus. Menghapus jejak-jejak air mata di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...