Bantu aku untuk tandain typo ya!!
Enjoy!!!
***
Seperti yang dikatakan oleh Bianca empat hari yang lalu, kini di Sabtu dengan cuaca yang cerah, anak-anak SMA Mahardika tengah berkumpul di lapangan sembari mendengarkan arah untuk memasuki tiap-tiap stand Universitas. Iya, acara Univ-day tengah berlangsung. Dan bertepatan dengan itu, hari ini pula Karin akan bertemu dengan Ricko, sesuai dengan janji yang telah mereka sepakati. Oleh sebab itu, senyum ceria tak pernah luntur dari bibirnya semenjak pagi.
Kantin sekolah menjadi pelarian Karin dan Kayla selepas acara Univ-day selesai. Bianca bilang, ia akan menyusul setelah rapat evaluasi selesai.
"Jadi jalan sama Ricko?" tanya Kay setelah menyesap minumannya.
Karin mengangguk, "gue ganti baju dulu bentar ya." Ujarnya lalu berjalan ke arah kamar mandi di dekat kantin untuk mengganti seragam sekolahnya.
Dua puluh menit setelahnya, Karin keluar dari kamar mandi, kedua alisnya saling tertaut kala melihat meja yang tadi ditempatinya bersama Kayla, sudah bertambah penghuni. Ada Fauzan, Naren dan Jenandra di sana.
"Wuidiiih Ayang Karin geulis pisan!" adalah suara Naren yang berseru heboh saat melihat Karin datang dengan pakaian casualnya.
Mengisi kursi di samping Fauzan, Karin merotasikan bola matanya ketika melihat Naren tersenyum menggoda ke arahnya. "Boa edan, Si Naren." ucapnya.
"Mau kemana?" tanya Fauzan kali ini.
Belum sempat menjawab pertanyaan itu, ponselnya berdering. Ah, tepat sekali. Di tunjukkan Si pemanggil itu ke hadapan Fauzan, Karin seolah memberi jawaban atas pertanyaan Fauzan tadi.
"Duluan ya, Barudaks!" pamit Karin, lalu membawa tas dan berlalu dari sana.
"Rek kamana si eta budak?" tanya Naren penasaran.
"Biasa! Malam minggu. Emangnya elo!" jawab Kayla yang sedikit membuat Naren naik pitam. Dan bertepatan dengan itu datang Bianca dan Janu.
"Si Karin jadi pergi sama Ricko?" ucap Bianca saat sudah mendudukan dirinya di sisi Kayla.
"Jadi."
"Gue juga duluan." Kata Fauzan tiba-tiba.
Dengan gerakan tergesa, pria itu meninggalkan teman-temannya. Semua yang ada di meja menatap bingung ke arah kepergian Fauzan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...