Selamat malam minggu!
***
Selepas kepulangannya dari rumah Jenandra. Kedua pasangan itu tidak langsung pulang ke rumah. Mereka melipir untuk membeli jajanan yang ada di pipir jalan. Kemudian membawanya ke taman di dekat komplek perumahan. Taman yang sering dijadikan tempat bermain ketika mereka kecil dulu.
Di depan hamparan air danau yang tenang, mereka mengantarkan sang mentari balik ke peraduan, bersama langit jingga sore itu.
"Tadi beneran ceweknya Janu?"
"Iya. Dijodohin tuh Si Janu."
"What?! Aslina? Kok bisa?"
"Bundanya udah capek. Tuh anak gonta-ganti cewek terus kan. Tapi gak pernah diseriusin. Jadi, ya, gitu. Jalan buntunya, dijodohin."
"Tapi, bukannya dia teh lagi deket sama anak hukum ya?"
"Ceweknya banyak dia mah."
Karin manggut-manggut, sudah tidak aneh memang. "Kamu jangan gitu ya!"
"Aku udah punya lagian. Satu aja kadang bikin ribet," ucap Fauzan lirih di ujung kalimatnya.
"Apa?"
"Aku udah punya cewek. Cantik, baik, kalo lagi marah-marah lucu banget. Apalagi kalo abis di popo, pipinya langsung merah kayak tomat."
"Satu aja cukup aku mah," tambah pria itu sambil menatap lurus mata gadis di depannya.
"Iya? Ceweknya siapa kalo boleh tahu, Mas?"
"Namanya Karin. Lengkapnya, Karin gengsi Madali anak bungsu Ibu Susi."
"Ooh. Beruntung banget dia, ya? Bisa dapetin Mas nya."
Fauzan tersenyum kecil, Karin sedang ingin bermain-main rupanya. "Mba nya salah. Saya yang beruntung, dapetinnya susah, Mba."
Blush!
Pipi Karin memerah.
"Ah! Udahan, ah!"
"Lho. Kamu yang mulai, kok."
"Kamu! Jangan banyak gombal, dong! Perasaan dulu gak gini, deh."
Fauzan menarik gadisnya ke dalam pelukan, "dulu gini kok. Kamunya aja yang gak peka. Malah kecantol sama cowok lain. Jelas-jelas ada boyfriend material di depan mata."
"Dih! Pede banget bapaknya!"
"Daripada kamu, gengsian!"
Karin melepas pelukan, "mana ada aku gitu!"
"Mana ada maling mau ngaku!"
"Ih! Jangan rese!"
Gak usil, gak Fauzan. Lihat, lelaki itu terkekeh senang saat menatap wajah Karin yang sudah memajukan bibirnya. Ini, kode minta di cium, atau ngambek sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionDimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara kembar, bukan juga kakak beradik. Hanya saja, pertemanan yang sudah terjalin sedari kecil membuat ked...