PART 10. SATU MOTOR

155K 12.7K 2K
                                    

HALLO🦋

ABSEN! PAKAI JAM BERAPA KAMU BACA PART INI👉

VOTE COMMENTNYA JANGAN LUPA, YA! BIAR AKU MAKIN SEMANGAT!

MAU TANYA, MAU UP SEMINGGU SEKALI? ATAU 2×? JAWAB DISINI!! KARENA ITU KEPUTUSAN KALIAN!

YANG NGGAK MAU VOTE SAMA COMMENT SEMOGA HARIMU SURAM KAYAK JENGLOT🌚

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM
@coretan.nanaz
@yynnaazrf
@atreo_univrs
@aklnk_mhswr
@queenzaurora_

SEMOGA SUKA

SELAMAT MEMBACA

PART 10. SATU MOTOR

*

Cklek!

Hembusan napas keluar dari hidung Aurora, baru saja ia keluar dari ruang kesiswaan yang memakan waktu selama lima belas menit membahas kasus Joko---cowok culun berotak mesum. Itulah isi pikiran Aurora.

Mata Aurora mengerling ke sekeliling penjuru saat berjalan di koridor yang kini tampak sepi. Ya, Aurora baru mengingat, jika bunyi bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu.

Tetapi masih ada beberapa siswa yang berada di sekolah, mulai dari lapangan outdoor dan indoor, taman, parkiran, belakang sekolah, dan lebih banyak berada di kantin untuk mengisi perut dan melepas dahaga.

Kaki kecil Aurora mengayunkan menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Baru saja ingin menginjaki anak tangga, dua gadis yang tak dikenal menghadang jalannya, salah satu gadis merangkul bahunya dari samping secara tiba-tiba.

"Hai," sapa gadis yang merangkul Aurora menampilkan senyuman manis. Ditambah tai lalat berada dibawah mulut bagian kanan ciri khasnya.

"Belum pulang?" tanya salah satu gadis berambut se-bahu.

"Biasa aja, kita bukan nyari musuh kok," lanjutnya, ketika melihat wajah Aurora begitu bingung.

"Gimana kita saling kenal satu sama lain? Apalagi lo 'kan anak baru," riang gadis memiliki tai lalat itu.

Kerutan kecil tercetak didahi Aurora. "Teman?" beo Aurora.

"Iya, teman. Gimana?"

Aurora berpikir sejenak. Semenjak menduduki bangku SD kelas V hingga bangku SMA kelas I ia tidak sama sekali memiliki teman sepersen pun. Sekarang hanya Boy---sepupunya satu-satunya yang ingin berteman dengan dirinya. Terbilang ia sudah lepas menjadi ketua geng.

"Alasan mau jadi teman gue?" tanya Aurora pada dua gadis tersebut.

"Banyak. Salah satunya lo itu pemberani, nggak menye-menye. Apalagi pas lo marahin Joko di depan lab, gila sihhh ...." takjub gadis memiliki tai lalat tersebut.

"Ditambah lo ngelawan keponakannya si Muka yang galak songongnya minta ampun!" lanjutnya.

Gadis berambut sebahu itu mengeluarkan suara ketika melihat wajah Aurora semakin terlihat bingung. "Lanka," ujarnya.

AKALANKA : KUTUB ES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang