HALLO!
ADA YANG KANGEN? HIHIHI
MAAF UP LAMA, YA🙏
KALIAN HARUS RAJIN VOTE DAN COMMENT BIAR NANAZ SEMANGAT!
VOTE COMMENTNYA JANGAN LUPA!
SIAP MERAMAIKAN COMMENTAR?
TYPO TANDAI, OKE? NANAZ NGGAK BACA ULANG
ABSEN HAI NAZ! DISINI👉
WAJIB FOLLOW INSTAGRAM:
@coretan.nanaz
@yynnaazrf
@atreo_univrse
@aklnk_mhswr
@queenzaurora_SEMOGA SUKA
SELAMAT MEMBACA
PART 16. SATU TIM
*
Mata Aurora sedari tadi tiada henti menatap foto di dalam figura kecil selama satu jam. Kamar dengan pencahayaan sedikit, tidak membuat dirinya terusik. Badannya ia sandarkan pada pinggiran kasur. Memori kelam terlintas kembali di pikirannya. Setelah selamat dari gerombolan geng motor, Aurora memutuskan untuk pulang ke rumah.
Penuh perlahan, ia mengeluarkan foto dari figura tersebut. Terlihat disana foto semasa ia kecil bersama orang berbeda lawan jenis. Tapi, anehnya foto itu ia lipat, dimana dibalik foto tersebut ada seseorang yang pernah singgah di hidupnya. Foto dimana diambil saat mereka menduduki bangku SMP dengan seragam putih biru di bawah derasnya hujan. Saat itu, seorang pria paruh bayah yang memfoto mereka.Perlahan, tangan Aurora membuka lipatan foto yang di sengaja. Hatinya berdebar cepat ketika foto itu menjadi bentuk sempurna. Lengkungan senyum dan bahagia terukir di kedua bibir remaja tersebut. Tanpa sengaja, mata Aurora terfokus pada sosok pria di samping dirinya di foto yang ia pegang. Pria di foto tersebut memakai kalung liontin sama persis pada pria berblazer coklat ... tadi.
Apa dia benar-benar kembali? Tetapi kenapa sekarang?
Kenapa saat Aurora membutuhkan sandaran pria yang sudah ia anggap sebagai seorang Kakak pergi begitu saja?
Apakah dirinya tidak penting di dalam kehidupannya?
Tiga tahun, Aurora terpuruk. Tiga tahun, Aurora berusaha tegar.
Mata Aurora semakin memanas, tangannya meremas foto tersebut.
"Janji, selalu ada buat, Au, ya?" ujar Aurora tersenyum dengan seragam putih birunya. Saat ini dua insan tersebut berada di atas rooftop gedung pencakar langit.
"Nggak janji," jawab pria mengenakan almamater sekolahnya, terlihat di lengan kiri terdapat bet Osis dengan bordiran rapi.
Aurora sedikit memiringkan wajahnya agar terlihat wajah pria tersebut semakin sempurna.
Mata tajam bak elang menatap Aurora dalam. "Gue buktiin."
"BOHONG!" jerit Aurora.
Aurora menggeleng 'kan kepalanya, ucapan demi ucapan yang terlintas di pikirannya tiga tahun lalu hanya omong kosong.
"LO BOHONG! GUE NGGAK SUKA!"
Ia mengendurkan remasan foto tersebut di tangannya. Matanya menatap tulisan di balik foto tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKALANKA : KUTUB ES [SELESAI]
Teen Fiction"Takdir mempersatukan kita dengan cara yang berbeda." [ BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA!! ] ⛔BACA CERITA INI MEMBUAT KAMU GILA DAN STRES SETENGAH MATI! BUCIN TINGKAT DEWA TAK TERTOLONG!⛔ WARNING⚠️ [TERDAPAT UMPATAN KASAR DIDALAMNYA...