PART 38. JARAK

87.6K 8.2K 3.2K
                                    

HAI MOCHI MOCHI♥️

ABSEN KETIK 1 DI SINI!!

VOTE + COMMENT GACORIN BIAR NANAZ CEMUNGUT><

FOLLOW INSTAGRAM NANAZ & PARA RP UNTUK MENGETAHUI INFORMASI^-^

3K VOTE + 2,5 COMMENT!

SEMOGA SUKA

SELAMAT MEMBACA

PART 38. JARAK

Kehadiranku tidak dianggap.

-Queenza Aurora Pramoedya-

*

Aurora merampas kacu tergantung di dalam lemari begitu terburu-buru. Jam sudah menunjukkan pukul 06:00 wib, sepuluh menit lagi bel sekolah berbunyi. Untungnya hari ini bukan Hari Senin. Jika tidak, Aurora sudah kesiangan.

Mungkin saat pertama kali Aurora sekolah di sana tak acuh jika terlambat. Untuk kali ini tidak. Saat berpacaran bersama Lanka, Aurora berusaha mendisiplinkan dirinya. Dari Lanka, Aurora banyak mendapat energi positif dari pria kaku itu.

"Aishhh...." keluh Aurora ketika kaos kaki hitamnya lupa diletakkan di mana setelah di angkat dari jemuran.

"Pasrah gue," gumam Aurora melirik jam dinding sudah menunjukkan pukul 06:05 wib.

Aurora mengacak rambutnya frustasi. "Mampus gue! PR Matematika belum gue kerjain!" umpat Aurora semakin di buat khawatir.

"Ulang tahun gue tanggal 29," gumam Aurora langsung menghitung menggunakan jari-jarinya.

"Berangkat, enggak? Berangkat, enggak? Berangkat, enggak? Berangkat, enggak?" itung Aurora hingga ke-29 kalinya.

Mata Aurora membelalak. "Berangkat? Aishhh ... kenapa harus berangkat, sih?!" gerutu Aurora langsung mencari kembali kaos hitam pramukanya.

Tak butuh waktu lama, Aurora menemukan benda jimat itu di kolong kasur miliknya. "YES! DAPAT!" girang Aurora bergegas memakai kaos hitamnya.

Setelah siap semua, Aurora mengacir keluar rumah.

Bola mata Aurora melirik ke samping rumah. Ya, rumah Lanka. Jika di ingat kejadian tadi malam, gimana keadaan Lanka sekarang? Inisiatif Aurora menuju ke rumah Lanka yang tampak sepi itu.

Pagar besi hitam menjulang tinggi tertutup rapat dan terkunci membuat Aurora hanya bisa melihat dari luar saja. Kedua tangan Aurora memegang pagar besi itu dengan wajah menempel di antara sisi pagar. Mata Aurora melirik ke sana ke mari. Siapa tahu, Lanka belum pergi sekolah. Buktinya, Lanka belum ke rumahnya. Biasanya Lanka selalu stand by di halaman rumahnya untuk pergi sekolah bersama.

"Sepi," lirih Aurora menatap kosong pintu utama dari arah jauh.

Tersadar jika dirinya ingin terlambat, Aurora berlari menuju ke rumahnya kembali untuk mengambil motor sport hitamnya siap menuju ke sekolah.

🧊

Mata elang tajam sudah di sungguhi di depan pagar sekolah untuk menyambut kedatangan sekolah. Bedanya, tatapan itu lebih menghunus. Pria berbadan sempurna di lapisi almamater begitu rapi menatap tajam pada siswa yang terlambat sekolah hari ini. Parahnya, begitu banyak.

AKALANKA : KUTUB ES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang