PART 46. OBAT PENENANG

75.5K 7.4K 3.6K
                                    

HALLO HALLO!

HAI KLEPON 😋🤚

THR AMAN?

MINAL'AIDZIN WALFA'IDZIN MOHON MAAF LAHIR & BATIN 🙏

SALAM TOLERANSI 🙏

TAP-AKU NGGAK PUNYA SALAH;)

CANDA 😋🙏

ABSEN JAM BERAPA KAMU BACA BAB INI!

FOLLOW INSTAGRAM KAMI UNTUK INFO TERUPDATE!

2K VOTE + 2,5 COMMENT NEXT!

SEMOGA SUKA

SELAMAT MEMBACA

PART 46. OBAT PENENANG

Kalau kamu benar-benar pergi. Obat penenang aku, siapa?

_Akalanka Kai Maheswara_

*

Tangan kekar Lanka dengan cepat merogoh ponsel di saku celana. Dengan gesit Lanka menghidupkan benda pipih itu hingga memunculkan cahaya membuat kedua mata Lanka silau. Setelah menghidupkan senter pada ponsel, Lanka mengarahkan arah senter ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Aurora yang sedari tadi tidak ada suara sama sekali.

Saat Lanka mengarahkan arah cahaya senter ke kanan, terlihat di ujung ruangan dekat jendela seorang pria yang Lanka kenali mengunci pergerakan Aurora dengan menekan pisau tajam pada leher Aurora. Jika pisau tersebut ke geser sedikit, kulit Aurora tersayat.

"Lo mendekat, leher pacar lo terluka."

Rahang Lanka mengeras, kedua mata Lanka memerah menatap mangsanya begitu menusuk. "Jangan sentuh dia!" bentak Lanka intonasi tegas.

Kekehan kecil keluar dari bibir pria bertopeng itu. "Lo siapa nyuruh gue?" ujar pria itu.

"Dan lo siapa berani sentuh milik gue?" ujar Lanka sinis.

Kekehan kecil keluar dari bibirnya lagi. "Gue dapat perintah dari atasan."

"Babu," ujar Lanka.

"ARGHHHH," pekik Aurora ketika pria itu mencekik leher Aurora hingga wajah Aurora memerah.

Rahang Lanka semakin mengeras. "Semakin lo berulah, cewek lo jadi taruhannya," kekeh pria itu tersenyum remeh di balik topengnya.

Kedua tangan Aurora berusaha melepaskan tangan kekar yang mencekik lehernya. "Lo gerak? Gue lempar lo dari sini," ancamnya pada Aurora menggeserkan tubuh Aurora pada pinggir jendela yang sudah terbuka memperlihatkan area taman lantai dasar.

Tangan Lanka mengepal, di situasi seperti ini ia tidak boleh egois. Sekali saja ia egois, Aurora taruhannya.

Kedua mata Lanka mengode pada Aurora. Aurora yang tahu maksud juga ikut memberikan isyarat pada Lanka. Pria yang masih menahan Aurora itu sedari tadi tiada henti memberikan senyuman remehan. Di luar markas suara pukulan terdengar, sudah dipastikan anggotanya bergelud dengan gerombolan pria yang menahan Aurora itu.

"Alasan lo buat rencana ini, apa?" tanya Lanka serius sembari mewanti-wanti keadaan takut ada orang lain selain mereka bertiga.

"ATREO hancur, lo hancur, karna seorang pembunuh pantas binasa di muka bumi."

AKALANKA : KUTUB ES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang