AKALANKA : KUTUB ES [SELESAI]

PART 11. NAMA SAYA AKALANKA KAI MAHESWARA

HALLO HALLO!

ABSEN WARNA BAJU KAMU YUK👉

VOTE + COMMENTNYA JANGAN LUPA CUINTAAAHHHH

MASIH SETIA SAMA CERITA INI KAN?!

NANAZ HARAP KALIAN BAKAL BETAH SAMPAI ENDING🤸

JANGAN LUPA RACUNIN TEMAN-TEMAN KAMU BACA CERITA INI:))

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM:
@coretan.nanaz
@yynnaazrf
@atreo_univrse
@aklnk_mhswr
@queenzaurora_

SEMOGA SUKA

SELAMAT MEMBACA

PART 11. NAMA SAYA AKALANKA KAI MAHESWARA

*

PRANG!

"ASTAGHFIRULLAH! SI BOS MAU CIPOKAN!" heboh Cahyo melihat adegan tak senonoh. Kedua tangan membawa cangkir dijatuhkan begitu saja hingga menjadi beberapa bagian. Lalu kedua tangan menarik rambutnya syok. Seolah-olah baru saja melihat istrinya yang tertangkap selingkuh. Bagai di sinetron Indosiar.

"COWOK MESUM!"

Plak! Mata Aurora membulat lebar hingga biji mata ingin keluar. Aurora menatap tangan kanannya yang baru saja menampar Lanka tanpa belas kasihan, bunyian tamparan begitu keras menimbulkan sedikit kemerahan dipipi Lanka. Kepala Lanka menoleh ke samping, posisinya saat ini masih diam membeku ditempat. Lanka begitu terkejut mendapat pukulan keras tanpa aba-aba sekali pun. Untungnya, isi warung begitu sepi, tidak ada pelanggan selain mereka.

"G--gue nggak sengaja," ringis Aurora menatap Lanka masih diam ditempat.

Cahyo meringis melihat adegan tersebut secara langsung.

"SILUMAN GOBLIN! PESANIN GUE KOPI SEKALIAN!" seru El baru saja masuk ke dalam warung diikuti pasukannya.

"YO!"

"EHHHH?! ADA SI BOS?!" lanjut El begitu heboh.

"Ada apa, bro?" tanya Rai baru saja masuk ke dalam warung.

Tanpa berdosa, Cahyo membalikkan tubuhnya menatap teman-temannya.

"BOS NGGAK PERAWAN LAGI!" histeris Cahyo.

Bodoh! umpat Ata dalam hati.

*

"Pi---" baru saja Aurora ingin memegang pipi Lanka yang terkena tamparan darinya. Lanka menepis tangan Aurora kasar.

GUE SENGAJA ASAL LO TAU! GEDEK! jerit Aurora dalam hati.

Bruak!

Dobrakan meja membuat atensi Aurora menatap tajam sosok pria dihadapannya. Berbanding terbalik, Lanka memasang wajah dinginnya. Rahang mengeras, serta urat-urat dileher menonjol menahan amarah.

Amarah karena perlakuan Aurora, ditambah perlakuan temannya yang tiba-tiba datang mengejutkannya.

"Hai, neng geulis!" sapa El aura menggoda. Ia mengedipkan matanya pada Aurora.