PART 41. RINDU PADA LELAKI SI SUPPORT SYSTEM

76.6K 7.8K 3.7K
                                    

HALLO HALLO!

ABSEN DENGAN KETIK 1 DI SINI!

SIAP BACA BAB INI?🏴

LET'S GO!

2K VOTE + 3K COMMENT!

VOTE + COMMENTNYA JAMETTT BIAR NANAZ MAKIN CEMUNGUT!!

FOLLOW INSTAGRAM NANAZ & PARA RP LAINNYA UNTUK MENGETAHUI INFORMASI!

KALAU ADA TYPO TANDAI, YA👍

SEMOGA SUKA

SELAMAT MEMBACA

PART 41. RINDU PADA LELAKI SI SUPPORT SYSTEM

*

Mata sayu Aurora perlahan terbuka sedikit demi sedikit. Ketika berusaha membukakan kedua matanya silau cahaya matahari di balik gorden membuat Aurora menyipitkan matanya. Jam dinding menunjukkan pukul 10:00 wib. Itu tandanya, Aurora absen sekolah hari ini.

Badan panas, pusing, bibir pucat, dengan tampang wajah tidak fresh sudah seperti mayat hidup. Tangan kanan Aurora memijat pelipis yang mulai nyeri lagi akibat hantaman Vincent malam itu.

Pintu kamar Aurora terbuka menampilkan seorang pria dengan setelan baju santai. Rahang tegas dan tatapan lembut itu menatap adik perempuan sepupunya itu masih terbaring lemah di atas kasur.

"Gue kira mati," celutuk Boy melangkahkan kakinya menuju ranjang Aurora.

Tidak perduli ucapan Boy. Justru Aurora memijat pelipisnya yang semakin menjadi-jadi.

"Masih pusing?" tanya Boy melihat Aurora begitu gelisah.

Decakan keluar dari mulut Aurora. "Nggak, sesak boker," seloroh Aurora memiringkan badannya ke kanan malas bertatapan dengan Boy.

Begitu gamblangnya Boy mengangguk mantap. "Ya udah sana boker. Jangan boker sembarangan lo kayak Munaroh," ucap Boy memperingati. Pasalnya sapi kesayangan Boy bernama Munaroh selalu buang air besar tidak pada tempatnya.

Edan, wong hewan udu menungso.

"Nggak usah buat gue darah tinggi," ucap Aurora memejamkan matanya.

Keluhan keluar dari bibir Aurora. "Pusing banget! Nggak tenang hidup gue!" decak Aurora memukul pelipisnya kuat.

"Bangun makanya! Jangan tidur mulu, lo! Mandi, sarapan, habis tu minum obat," saran Boy.

"Lo bawa tidur yang ada makin pusing," lanjut Boy.

"Ngantuk," rengek Aurora.

"Buset! Nih, orang! Satu hari penuh lo nggak bangun, Nyet! Cosplay jadi mayat?!"

"Ngantuk," rengek Aurora.

"Bangun? Apa gue siram pakai air?" ancam Boy menatap tajam Aurora dengan melipatkan kedua tangannya di dada.

"Gue lagi sakit!" tegas Aurora nada tinggi.

"Tau, nggak gini juga caranya kelez!"

"Yang ada lo tambah sakit kalau tiduran terus. Kapan mau sembuh? Dah, dah! Bangun, bangun! Nggak usah betingkah! Gue yang tarik lo ke kamar mandi? Atau lo sendiri?"

AKALANKA : KUTUB ES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang