HAI PHIU-PHIU
GANTI-GANTI TERUS PERASAAN, SOALNYA NYARI YANG COCOK BUAT KALIAN<3
‼️ATTENTION‼️
BAGIAN PART INI MOHON JANGAN DISPOILER MANAPUN! JIKA KETAHUAN MAKA AKAN DIUNPUBLISH!
MOHON KERJA SAMANYA🙏
1,5K VOTE + 2,5K COMMENT NEXT!
SEMOGA SUKA
SELAMAT MEMBACA
PART 50. MUSUH DALAM SELIMUT?
*
Hujan diluar masih setia menurunkan rintikannya. Jam sudah menunjukkan pukul 21:00 wib, tetapi Lanka hanya diam sedari tadi diatas sofa dengan tatapan kosong dan keadaan berantakan. Tatapan Lanka jatuh pada telapak tangannya yang sudah memar, bagi Lanka sakitnya tak seberapa dibandingkan dengan umpatan kasar pada Aurora.
Pengecut, kata yang sangat pantas diberikan kepada Lanka.
Hembusan napas kasar Lanka keluarkan. Mau sampai kapan ia hidup penuh ketakutan? Mau sampai kapan? Jujur, Lanka tidak rela jika hubungan dengan Aurora berakhir begitu saja, salah satu caranya menjauhi Aurora mulai dari sekarang. Kepalan tangan Lanka eratkan hingga otot-otot menonjol, rasanya ia bodoh sekali melakukan hal ini.
"AA!" pekik Cia membuka pintu kamar Abangnya itu tanpa permisi. Bocah cilik mengenakan kaos pink barbie itu menyembulkan kepalanya diambang pintu.
"Turun kebawah! Buna buatin sop ayam kesukaan Aa!"
Kepalan tangan Lanka merenggang seketika. Sedikit menoleh pada adiknya itu hingga mengangkat suaranya. "Hm, Aa mandi dulu," ujar Lanka bangkit dari duduknya.
"AJAK KAKAK CANTIK! AA TELPHON, YA! CIA KANGEN BANGET SAMA KAKAK CANTIK!" ujar Cia girang sudah lama tidak berjumpa pada Aurora. Padahal rumah mereka beriringan.
Mulut Cia sedikit mengercut. "Barbie dari Kakak Cantik rusak gara-gara dimutilasi Martil, Cia mau minta maaf. Padahal udah janji nggak akan ngerusakin," cicit Cia menunduk dengan tangan memilin bajunya. Martil, sebutan dari Cia untuk Martin, adik dari El.
"Sibuk, lain waktu, ya?" ujar Lanka bohong dengan suara seraknya. Kondisi tubuhnya saat ini tidak stabil. Menerobos derasnya hujan membuat Lanka jatuh sakit, ditambah melukai dirinya sendiri.
Badan Cia melemas. "Nggak asik! Kakak Cantik selalu ada waktu buat Cia."
"Hari ini sibuk orangnya, kap-" ucapan Lanka terhenti ketika ponsel diatas meja berdering.
Bergegas Lanka melangkah menuju meja didekatnya untuk mengambil benda pipih itu.
Nomor yang ia kenal.
Ata? Tumben, pikir Lanka.
Tanpa berpikir panjang Lanka mengangkat panggilan itu. Baru saja tombol telphon naikkan suara teriakan diseberang sana membuat Lanka terpaku diam.
Suara yang Lanka kenal sekali.
"ANKA! MPHHHHH-"
"ANKA TOLONG AU!"
Genggaman ponsel pada tangan Lanka semakin erat. Ada apa sebenarnya?
"SHHH-SAKITTTT!!" ringis Aurora diseberang sana dengan keadaan sudah tidak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKALANKA : KUTUB ES [SELESAI]
Teen Fiction"Takdir mempersatukan kita dengan cara yang berbeda." [ BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA!! ] ⛔BACA CERITA INI MEMBUAT KAMU GILA DAN STRES SETENGAH MATI! BUCIN TINGKAT DEWA TAK TERTOLONG!⛔ WARNING⚠️ [TERDAPAT UMPATAN KASAR DIDALAMNYA...