PART 44. WHO?

83.9K 7.6K 3.9K
                                    

HALLO HALLO!

ABSEN KETIK 1 UNTUK KEHADIRAN KALIAN?!

CUNG! YANG KANGEN AKALANKA UP?! ☝️

MAAF YA TELAT UP LAGI. AKHIR-AKHIR INI BANYAK KESIBUKAN;)

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MENJALANKANNYA

SEMANGAT PUASANYA CHIIII!

UDAH ADA YANG BOLONG BELUM?

VOTE + COMMENT KENCENGIN!!

2K VOTE + 3K COMMENT!

TYPO? TANDAI!

🧊SEMOGA SUKA🧊

SELAMAT MEMBACA

PART 44. WHO?

*

Bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh siswa SMAYA berbondong-bondong menuju arah parkiran untuk mengambil kendaraan masing-masing bagi yang membawanya. Di depan sekolah tepatnya di depan pagar beberapa rombongan siswa keluar secara bergantian. Sebagian ada yang menunggu di halte bus, naik angkutan bus bulanan dari sekolah, naik angkot, bahkan gojeg.

Aurora menuruni anak tangga halaman utama untuk menuju ke arah parkiran. Gadis mulanya berpakaian kaos olahraga sudah di ganti dengan seragam batik mulutnya sedari tadi tiada henti mengunyah perment karet. Bel pulang berbunyi Aurora langsung turun ke arah parkiran tanpa menemui Lanka. Hari ini, Lanka sibuk mengadakan ekstra basket walau dalam keadaan tidak vit. Tingkah Lanka seperti itu membuat Aurora muak.

"Bodo!" umpat Aurora mengingat saat di UKS tadi untuk melarang Lanka ekstra tetapi Lanka bersih keras. Beberapa hari lagi akan mengadakan turnament.

Perment karet di mulut Aurora buang ke tong sampah.

"Ra," panggil seorang gadis sekelas dengan Aurora.

Aurora sibuk pada kegiatannya terhenti dan membalikkan tubuhnya agar bisa berinteraksi pada lawan bicara.

Satu alis Aurora terangkat menanyakan ada, apa?

"Ada cowok yang mau nemuin lo di depan gerbang," ujarnya.

Pelipis Aurora berkerut, bingung. "Siapa?"

Yang di tanya menggelengkan kepala. "Samperin aja kayaknya penting."

"Anak SMAYA?"

Gadis di hadapan Aurora menggelengkan kepala. "Orangnya pakai jacket hitam nggak tau siapa. Kayaknya bukan anak sekolah SMAYA atau tetangga kita deh."

"Oke. Thanks, ya," ucap Aurora berlalu menuju depan sekolah.

Mata Aurora melirik ke sana ke mari mencari keberadaan seseorang yang di maksud tadi. Area depan sekolah mulai sepi sedikit demi sedikit hingga suara bariton membuat Aurora menoleh.

Awalnya wajah Aurora biasa saja menjadi serius dengan mata tak suka melihat keberadaan cowok itu. Siapa lagi kalau bukan Vincent.

Mau apa lagi dia? batin Aurora.

"Gue mau ngajak lo ke cafe dekat sini."

Tatapan sinis Aurora layangkan pada Vincent. "Lo siapa ngatur-ngatur gue?" ujar Aurora tanpa melihat sang lawan bicara.

AKALANKA : KUTUB ES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang