Berkat pria itu, Lia dengan mudah melewati para penjaga pintu."Ini temanku," ucapnya dengan ramah, saat beberapa penjaga menamatkan tatapan ke arah Lia yang menunduk dibalik topi dan jaket yang ia kenakan.
Berhasil, sangat mudah masuk dengan bantuan pria ini. Lia yakin benar, jika orang di sampingnya ini, pasti salah satu tokoh penting dalam novel.
Saat di rasa sudah tidak ada lagi peluang manusia yang sanggup mengenalinya, Lia berhenti, saat di lantai dua. Ia mencopot semua barang milik pria itu dari badan, dan mengembalikannya dengan senyuman.
"Terima kasih, suatu hari nanti aku pasti akan membalas kebaikanmu. Namamu, siapa?" ujar Lia dengan ramah.
"Alexandre Fandy."
Fandy? Lia menatap sendu ke arah pria itu. Pria yang malang ... ia sudah ditakdirkan menjadi sadboy oleh sang penulis. Ia kini menepuk-nepuk bahu pria itu, seakan memberi semangat untuk calon pria korban patah hati, takdir sebagai pemeran pria yang kedua.
"Tenang saja, selama kau memiliki teman sepertiku, aku ... Arqelia, akan membantu sekuat tenaga! Aku pasti akan mencari jalan keluar untukmu! Saat ini, aku harus melakukan sesuatu terlebih dahulu!" ujar Lia dengan raut bersungguh-sungguh, kini meninggalkan Fandy yang masih memasang raut heran.
Pria itu mengelus tengkuk lehernya, sambil menatap punggung Lia yang kini sudah masuk ke salah satu ruangan."Apa yang dia katakan?"
Sementara di dalam ruang rapat, Al tampak berpikir keras seraya memainkan bolpoin di tangannya. Sudah satu jam, ia menyimak penuh, beberapa pegawai yang presentasi di depannya, mengenai kemajuan produk yang baru perusahaan luncurkan.
Tangannya terangkat, menghentikan presentasi terakhir , saat data angka di depannya terdapat kesalahan. Semua mendadak diam, dan tegang ... menatap raut dingin dari Al.
"Aku sudah mendapat laporan tentang data ini, sebelum kemari. Angka yang kau masukkan, hampir selisih dua persen," Al kini menatap tajam ke arah sang presentasi yang sudah bergetar ketakutan,"apa kau tahu, dua persen itu bernilai milyaran untuk perusahaan? Bahkan gaji seumur hidupmu di sini tidak akan mampu menanggung kerugian perusahaan, karena keteledoranmu."
"M-maafkan saya! Saya akan segera m-membenahinya!" Keringatnya tampak membasahi seluruh pelipisnya, dengan kedua alis bertaut, cemas.
"Aku rasa kau tidak perlu lagi, menjadi bagian dari perusahaan ini. Aku tidak suka orang yang tidak becus dalam pekerjaannya!"
"Kenapa kau sangat kejam, bahkan dia hanya salah angka untuk laporan dalam rapat. Bukankah proposal, belum diajukan?" Fandy yang kini berjalan ke arah Al. Pria itu yang menoleh ke arah sumber suara, dan tersenyum simpul, ke arahnya.
"Ngartis sekali, datang rapat belakangan," cibir Al yang kini menjajarkan diri dengan Fandy.
"Aku memang artis! Apa kau lupa, aku model produk terbaru milik perusahaanmu. Bisa dibilang ... semua laba perusahaan yang meningkat, karena popularitasku sebagai aktor tertampan di negara ini, bukankah begitu?" Kerling Fandy ke arah Al yang memutar bola mata, sambil mengangguk-angguk pasrah. Terserahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Get It, Oh ... My CEO!(END)√
RomanceArqelia Putri, gadis obesitas yang bertransmigrasi ke tubuh gadis cantik nan seksi ... dalam dunia novel. Dari milyaran manusia di bumi, kenapa harus dia, yang mengalami kejadian tidak masuk akal ini? Walau di tengah bingung yang melanda, gadis itu...