34. Kenali Kawanmu

5.5K 722 48
                                    

Balkon villa yang menghadap ke arah pantai, Fandy menumpu kedua tangannya di teralis besi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Balkon villa yang menghadap ke arah pantai, Fandy menumpu kedua tangannya di teralis besi. Lia dari arah belakang mendekat, gadis itu menatap sejenak novel yang ia bawa. Ia menjajarkan diri dengan Fandy, yang masih menatap lurus garis pantai.

"Kau tahu ... saat pertama kali aku masuk ke dunia ini, terasa sangat menakutkan dan melelahkan. Tapi bagian terlucunya ...." Lia tertawa kecil dengan tatapan sendu ke arah bawah. Ia membasahi bibirnya, sebelum mendongak kembali. " Aku ingin bertahan, dan berjuang ... terlepas seberapa pengecut, dan pecundangnya diriku. Aku ... hanya ingin hidup."

Pria itu bergulat dengan pemikirannya sendiri. "Aku ... tidak tahu apa maksudmu," ucapnya berkilah.

Lia menghadap ke arah Fandy, dengan wajah serius. "Kau tahu benar, apa yang kumaksud. Sama sepertiku, yang berjuang untuk bertahan di novel ini ... kau juga berasal dari dunia lain, kan?"

Fandy terkesiap, gadis ini ....

Lia membuka novelnya, tepat saat ia mendapati petunjuk terakhir.

Kenali kawanmu.

Ruang bawah tanah adalah tempat yang terbaik untuk bersembunyi, di bawah gelapnya malam.

"Kenali kawanmu. Yang dimaksud petunjuk dalam buku, ini ... adalah kau, kan?" tanya Lia kembali, mengamati wajah kaku milik Fandy. Pria yang kini membuka halaman buku, dengan perlahan.

"Ini novel yang kita tempati? Bagaimana bisa kau mendapatkannya?"

"Jangan menguji kesabaranku. Kenapa menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lain?" Lia mendengus sebal.

"Aku ... sang pengelana," ucap Fandy dengan sorot mata redup, menggosok pelan novel yang ia pegang. " Tokoh yang berpindah dari satu novel, ke novel lain. Apa kau juga sama sepertiku?"

"Jiwaku masuk ke dalam novel ini. Berasal dari dunia, tempat novel ini diciptakan," ungkap Lia menerawang ke depan, membiarkan angin yang berhembus kencang, menerbangkan rambut panjangnya. "Bagaimana bisa kau menyadari, jika menjadi tokoh novel?"

Fandy menghela napas berat. "Itu tidak sengaja. Kau tahu, di kehidupanku sebelumnya ... aku adalah seorang pangeran. Setiap saat aku hanya melihat perang, dan darah. Kakak-kakakku saling membunuh, hanya untuk tahta. Sang raja, yang ditakdirkan untuk membenciku, karena terlemah dari saudara-saudaraku. Dia menginginkanku menjadi kuat, dengan memasukkanku ke jeruji besi, penuh pria-pria raksasa berbadan kekar."

"Di sana benar-benar seperti neraka bagiku. Setiap hari menjadi samsak latihan para preman-preman itu, dan mulai menjadi babu untuk mereka." Fandy tertawa miris, sepertinya ia ingat dengan jelas apa yang terjadi saat itu. "Aku merasa benar-benar frustrasi, dan sangat marah. Memang apa kesalahanku, hingga harus menerima semua penderitaan itu? Saat itulah, aku merasa ada sesuatu yang aneh. Semua tiba-tiba menjadi beku, dan aku mendapati sebuah novel yang berisi tentang ceritaku."

I Get It, Oh ... My CEO!(END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang