46. Akibat Lalat Nyasar

4.7K 656 82
                                    

Lia terkikik sendiri, saat melihat video Fandy yang berulang kali ia putar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lia terkikik sendiri, saat melihat video Fandy yang berulang kali ia putar. Lia yang berada di jok penumpang, Fandy yang menyetir. Pria yang kini mencoba merebut ponsel Lia dengan wajah merah mirip kepiting rebus.

"Kubilang hapus video itu! Itu terlalu memalukan!"

Lia malah tertawa keras mendengarnya. "Kau mungkin tidak tahu, tapi wanita ... akan sangat menghargai dan terharu pada tindakan heroik seperti ini. Sebutannya ... pria sejati yang menjadi idaman seluruh kaum hawa. Ini cukup mengesankan, kawan."

Fandy mulai merona bahagia. "Benarkah? Apa Dea juga akan merasakan itu?"

"Tentu saja. Tapi untuk menaklukkan hati wanita tak akan semudah itu, apalagi mengingat perlakukanmu pada Dea. Kau harus menyiapkan strategi yang tepat untuk itu."

Fandy mendengarkan dengan penuh minat. "Guru, saya mohon bimbingan Anda."

Kalimat yang membuat Lia mendongak congkak. Ia menyibak rambut panjangnya, dan mulai menyilang kedua kakinya. "Sebagai gurumu, aku akan mengerahkan segala tenaga untuk membimbingmu."

Dengan keduanya yang berwajah serius, mereka saling mengangguk mantap.

🐒🐒🐒


Al yang bekerja di rumah hari ini, tengah sibuk dengan laptopnya. Mendengar suara deru mobil yang berhenti di depan rumah, Al melihat sejenak ke jendela.

Matanya melotot sempurna, saat melihat Lia keluar bersama Fandy yang kini berjalan berdampingan, memasuki kawasan rumahnya.

Sial. Rasa dongkol mulai menggerogoti hatinya kembali. Dengan cepat Al melangkah keluar ruangan. Netra matanya kini bisa menatap dua insan di depan yang tengah asyik bercanda, dengan perbincangan ringan.

Kini mata elang milik Al menyipit, bersamaan kedua tangan yang terkepal erat, bersembunyi di saku celana.

Lia yang melihat Al, tersenyum lebar. Melambaikan tangan untuk menyapa, namun pria itu malah berdecak sebal sembari memalingkan wajahnya ke arah lain.

Lia mulai menurunkan tangannya, dengan satu alis yang terangkat. Muka Al hari ini kayak ayam betina yang lagi uring-uringan. Lia dan Fandy terhenti, saat tepat di depan Al yang tampak ogah-ogahan menyambut mereka.

Ada apa dengannya? Lia yang masih sibuk mengamati wajah Al, kini sontak menatap Fandy di sampingnya saat pria itu mulai bersuara. "Aku rasa hari ini menginap di sini saja. Dengan begitu ...."

Belum genap Al terbelalak kaget dengan perkataan Fandy, kini ia lebih terbelalak lagi saat pria itu mencondongkan tubuhnya ke arah Lia. Berbisik di sana.

"Aku dengan cepat mendapatkan kiat-kiat darimu, untuk mendapatkan Dea."

Lia tertawa kecil karenanya.

Sebenarnya apa yang dikatakan buaya buntung di hadapannya itu? Membuat ubun-ubun Al mengepul saat ini.

"Jadwalku sangat padat. Jadi cuman malam ini, aku senggang." Fandy yang berbicara dengan volume biasa kembali, dengan tubuh yang tegap.

I Get It, Oh ... My CEO!(END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang