Puluhan tahun yang lalu, Sinta ... ibu kandung Al bersimpuh di kaki Nyonya Hendra. Di ruangan remang, kamar Nyonya Hendra itu ... Sinta menangis tersedu. "S-saya mohon. Untuk sekian kalinya, bantu saya keluar dari sini. Saya akan menghilang dari hadapan Anda. Kita sama-sama seorang wanita. Saya tahu, semua yang terjadi ... juga menyulitkan Anda bukan?"
Dengan wajah datar, Nyonya Hendra menitikkan air mata. "Bram, aku sangat mencintainya. Mungkin terdengar gila, tapi aku mencintainya melebihi apapun di dunia ini, termasuk diriku sendiri." Suaranya bergetar, bercampur tangisan yang tercekat di tenggorokannya. "Tidak ada alasan untukku saat ini untuk melukainya. Dengan membiarkanmu pergi dari sini."
Tangisan bayi Al yang berada di ranjang belakang mereka, membuat Nyonya Hendra langsung terdiam. Sinta mulai menggendong Al, ia bersimpuh kembali di samping Nyonya Hendra yang menatap luar jendela dengan wajah dingin.
Dengan air mata yang masih saja mengalir, Sinta menatap bayi Al yang mulai terdiam di pangkuannya. "Nyonya, untuk membantuku keluar dari sini ... apakah perlu kuberikan alasan untukmu?"
Nyonya Hendra menatap sendu ke arah Sinta yang menatapnya dalam.
"Sayang, Sinta ...." Suara Tuan Hendra di luar membuat keduanya saling memandang dalam bungkam.
"Sadarlah, Nyonya. Kau tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini. Sekarang lihatlah baik-baik." Sinta menggendong Al keluar dari ruangan.
Nyonya Hendra mulai menangis dengan bibir yang ia gigit dalam, untuk meredam suaranya. Tak membutuhkan waktu yang lama, ia beranjak dari duduknya. Di depan pintu kamar, dengan tangan bergetar ia membuka pelan gagang pintunya.
Ia mengintip dari sana, bagaimana mesranya sang suami menciumi Sinta, dan anak yang ia gendong. Suaminya ... tampak sangat bahagia. Dengan air mata yang mengalir deras, ia masih menyaksikan kejadian di hadapannya.
Sinta menatap sejenak ke arah kamar Nyonya Hendra. Memastikan jika wanita itu benar-benar melihat kejadian ini. "Katakan Bram. Apa kau mencintaiku?" ucap Sinta dengan senyuman yang mengembang.
"Tentu sayang. Kenapa kau bertanya? Di dunia ini ... hanya kau yang kucintai. Tidak ada orang lain, yang bisa menggantikannya. Sampai kapanpun itu. Aku sangat-sangat mencintaimu." Bram mengecup kening Sinta, membawa wanita itu ke dalam pelukannya.
Nyonya Hendra mendengar semuanya. Dengan linangan air yang keluar dari pelupuk mata, ia mengepalkan tangannya erat.
Sinta menatap lekat ke arah kamar Nyonya Besar, di dalam pelukan Bram. Air matanya mengalir, bersamaan senyuman tipis yang terukir di wajahnya.
🐒🐒🐒
"Suamiku melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri selama beberapa hari. Inilah saatnya, aku membantumu ke luar dari sini."
Sinta menatap puluhan pengawal yang Bram tugaskan untuk menjaga dirinya, agar tidak kabur. Karena keberadaan mereka lah, Sinta hingga lahirnya Al tidak bisa keluar dari sana. "Bagaimana dengan mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Get It, Oh ... My CEO!(END)√
RomanceArqelia Putri, gadis obesitas yang bertransmigrasi ke tubuh gadis cantik nan seksi ... dalam dunia novel. Dari milyaran manusia di bumi, kenapa harus dia, yang mengalami kejadian tidak masuk akal ini? Walau di tengah bingung yang melanda, gadis itu...