51. Tujuan Hidup

4.3K 556 41
                                    

"Bahagia itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bahagia itu ... adalah pilihan kita. Tak peduli sekecil apapun suatu hal, maka itu akan menjadi kebahagiaan ... jika kita sudah memutuskan untuk bahagia."
~Alfaro~


Rapat umum pemegang saham di perusahaan Hendra Group kini digelar. Di aula rapat yang luas, semua wajah tampak kusam dan runyam. Pasalnya perusahaan besar itu mengalami krisis. Perusahaan yang berjaya puluhan tahun itu, kini diambang kebangkrutan karena pengangkatan direktur utama yang tidak tepat.

Tuan Besar Hendra memasuki ruangan yang sudah dipenuhi banyak orang sedari tadi. Gurat penuh ketegasan, dan aura kepemimpinan terpancar darinya. Pria yang kini berdiri di depan para pemegang saham.

Keheningan mulai melingkupi seisi ruangan. Kini hanya kilatan cahaya kamera dan suara jepretannya yang menguasai.

"Sudah terbilang tiga puluh tahun lebih saya mengabdikan hidup untuk perusahaan ini. Perusahaan Hendra Group, adalah nyawa saya. Tapi karena satu keputusan yang salah, saya saat ini merasa dalam ujung tebing yang curang. Keputusan untuk menumbuhkan bibit baru untuk keberlangsungan perusahaan, ternyata hanya ranting mati yang tidak berguna. Saya rasa, lebih baik untuk kita segera memangkasnya."

Semua dewan tampak mengangguk setuju, mereka adalah pengikut setia Tuan Besar Hendra. Melalui kecakapan pria tua itu, Hendra Group sampai pada titik kejayaannya. Terlepas dari jahat atau tidaknya pria tua itu, tidak ada yang bisa mengelak kehandalan dan kecerdasannya dalam mengelola perusahaan.

🐒🐒🐒

Di kantornya, Devan. Pria dengan gurat penuh emosi dan kemarahan itu sedang minum alkohol. Penampilan acak-acakan dengan wajah suram, menggambarkan begitu jelas perasaan frustrasi miliknya saat ini.

Ia tidak menghadiri rapat pemegang saham hari ini. Menurutnya, agenda pemecatan dirinya sebagai direktur utama sangatlah tidak masuk akal. Perusahaan itu miliknya! Milik kakeknya! Tidak ada yang bisa menghentikan dirinya berkuasa di sana.

Suara ketukan pintu terdengar. Kaki tangan Devan membungkuk hormat, sebelum menyampaikan kabar hasil rapat tadi.

"Hasil rapat pemegang saham beberapa waktu lalu, Anda diberhentikan sementara sebagai direktur utama perusahaan ini, dengan batas waktu yang tidak ditentukan."

Pranggggg

Mendengar kalimat yang benar-benar tidak ingin ia dengar hari ini, membuat amarah Devan memuncak. Ia membanting botol Alkohol miliknya ke lantai dengan penuh kejengkelan.

"Sialan! Brengsek! Aku harus menemui pria tua itu!"

Devan dengan langkah cepat keluar dari ruangannya. Ia menuju ke tempat favorit sang ayah saat mengunjungi perusahaan, lantai paling atas yang merupakan ruangan pribadi milik pria tua itu.

I Get It, Oh ... My CEO!(END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang