15. Di Balik Adegan Picisan

8K 976 43
                                    

Berawal dari kecutnya raut Al memakan semua masakannya, Lia kini mulai bergunjing dengan seluruh objek di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berawal dari kecutnya raut Al memakan semua masakannya, Lia kini mulai bergunjing dengan seluruh objek di depannya.

Lia yang sibuk dengan penyedot debu di belakang Al. Pria yang sedari tadi fokus membaca laporan di tablet, dengan bersandar santai di punggung sofa.

"Aku penasaran, setelah mendapat sentuhan dariku ... apakah perusahaan yang memproduksi penyedot debu, akan bangkruut?" Lia sembari melirik ke arah depannya. Al yang tidak bergeming sedikitpun, membuat Lia mencebik jengkel.

Dengan hentakan kaki kuat, Lia segera melengos pergi ... sembari menaruh alat penyedot debu dengan keras, hingga menghasilkan suara yang nyaring.

Al yang masih dalam posisinya, tersenyum kecil. Lia kembali, dengan berbagai jenis pekerjaan ... dan tentunya kata bangkrut yang tidak pernah absen dari setiap dumelannya. percakapannya dengan kanebo, ikan koi di akuarium, dan nyamuk yang mampir di tangan.

Lia yang kini berjongkok di depan vas bunga, dengan semprotan air di tangannya. Sedang Al, kini di sofa mulai menatap melongo gadis itu yang sedari tadi masih betah uring-uringan ... kayak betina kucing mau beranak.

Sebegitu dasyatkah reaksi dari perkataannya, mengenai rasa makanan restoran bintang lima, yang pasti akan bangkrut?

Ia kini bahkan mulai berbicara dengan tanaman.

"Bunga ... setelah mendapat makanan dariku, sudah seharusnya kau berterimakasih," Lia yang kini menyemprotkan air. "Kenapa? Apakah jaringan kolenkim milikmu terkena air dariku, jadi tidak berfungsi? Akan membuatmu BANGKRUT?"

Al menahan tawa dengan mengkatupkan bibirnya, ia yang setia memegang tablet di tangan. "Sedikit koreksi ... jaringan yang bertugas dalam menyerap air yang kau berikan itu, namanya jaringan pengangkut. Apa kau butuh mendaftar  kembali ke sekolah dasar?" Al yang mendapat desisan sinis dari Lia, yang menyorot tajam menatapnya. "Ah, kata bangkrut ... sepertinya juga tidak tepat untuk sebuah tanaman. Kau pikir di dalam tanaman, ada yang dagang sembako, bisa bangkrut?"

"Dasar pria berhati batu! Tidak peka!" Hati kecil gadis itu masih saja protes, karena merasa perjuangannya memasak ... hingga menghabiskan waktu beberapa jam, dan menyulap dapur Al menjadi taman bermain, sia-sia.

Ia yang kini berjalan penuh kesal, melewati begitu saja Al yang masih duduk di sofa. Ia ingin berberes dapur yang belum sempat ia bersihkan.

Lia memekik pelan, saat pergelangan tangannya, ditarik secara tak terduga oleh Al. Membuat tubuh gadis itu kini mendarat sempurna, di pangkuan Al.

Dengan mata yang melotot lebar, Lia bisa melihat wajah tampan Al yang berjarak dekat dengannya. Senyuman manis, dan tatapan hangat itu ... entah kenapa membuat jantung Lia berdegup dengan kencang.

Tangan halusnya, kini meremas pelan kemeja Al. Ia menggeleng kasar. Adegan roman picisan ini, yang disalin lebih dari lima ratus triliun dalam cerita novel roman ... hingga mungkin getaran romansanya sudah pudar, dia merasa goyah karenanya?

I Get It, Oh ... My CEO!(END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang