Lia memandang lelah ke arah rumah kosong, yang ditinggal lama oleh penghuninya. Begitu tak terurus, dan kotor. Jangan bilang banyak hantu yang bersarang di sini? Seketika bulu kuduk Lia meremang, bersamaan angin malam yang datang dari belakang.Gadis itu bergidik, seraya merangkul erat tubuhnya sendiri yang dingin. "Alamatnya sudah benar. Apa aku harus bermalam di rumah kosong ini? Terlalu mengerikan." monolog Lia dengan gurat ragu, menatap sekitar yang masih banyak pohon besar menjulang. "Sepertinya lebih mengerikan lagi, jika berada di luar."
Sosok nenek di antara gelapnya malam, dengan asap yang entah muncul dari mana ... membuat Lia terjingkat setengah mati. Gadis yang kini mengelus dadanya sendiri, merasa lega saat nenek itu ternyata manusia.
"Apa yang kau lakukan malam seperti ini, di depan rumah kosong?" tanyanya dengan suara serak, mendekat ke arah Lia.
"Lalu Nenek sendiri, ini sudah malam. Anda mau ke mana? Di sini sangat sepi, dan pepohonan juga sangat rimbun. Aku rasa ini adalah tempat yang aman, untuk seseorang melakukan kejahatan." Lia mengedarkan pandangannya dengan wajah takut. "Jangan keluyuran malam-malam, Nek. itu sangat berbahaya."
Nenek itu berdehem jengkel. Dia bertanya, kenapa malah merasa diomeli oleh anak bau kencur di hadapannya? Tak mau berdebat lebih jauh, ia meninggalkan tempat.
Lia yang melihat itu, dengan panik ia berlari kecil, dan mulai menggandengnya. Dengan mata yang masih bergerak cemas, ia menjelajahi sekitar. "Nek, saya anak yang benar-benar baik. Saya antar Nenek sampai rumah, ya?" Oke, sebenarnya Lia yang sedang ketakutan di sini.
Nenek itu melihat ke lengannya yang dipeluk oleh Lia dengan erat. Ia segera melepas tangan Lia, namun sayangnya kekuatan Lia bukan main. Nenek itu kini hanya pasrah, dan mengalah berjalan terus. "Rumahku dekat, hanya sepuluh meter dari sini. Dibalik pohon besar itu, kau tak perlu mengantar."
"Haha, sedekat itu? Ah, tetap saja sepuluh meter itu jarak yang terbilang cukup jauh, untuk jalan yang minim cahaya seperti ini. Itu terlalu menakutkan Nek, biar saya antar." Lia yang mengeratkan pelukan tangannya di lengan Nenek. Wanita tua itu mengulas senyum tipis, dengan gelengan kepala pelan, saat menatap ke arah Lia yang masih tampak ketakutan.
🐒🐒🐒
Rumah sederhana, namun terbilang rapi dan bersih, agak luas untuk ukuran rumah desa. Lia mengamati ornamen khas di dinding-dinding yang kebanyakan terbuat dari kayu. Nenek itu kembali ke ruang tamu, menyuguhkan secangkir teh hangat untuk Lia.Suara serangga malam, memenuhi pendengaran Lia. Dari pintu kayu yang masih terbuka di depan, gelapnya malam masih menelan pemandangan asrinya desa. "Terimakasih, Nek."
Lia menyeruput minumannya, sambil menatap sekitar. "Nenek tinggal sendirian, di sini?"
"Suamiku meninggal beberapa tahun yang lalu." ujarnya sambil merajut benang yang hampir menjadi syal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Get It, Oh ... My CEO!(END)√
Storie d'amoreArqelia Putri, gadis obesitas yang bertransmigrasi ke tubuh gadis cantik nan seksi ... dalam dunia novel. Dari milyaran manusia di bumi, kenapa harus dia, yang mengalami kejadian tidak masuk akal ini? Walau di tengah bingung yang melanda, gadis itu...