Lia duduk di jok penumpang bersama Nenek yang memangku tas dagangannya. Mereka bertiga basah kuyup, dengan Al yang kini melirik sejenak Lia dari spion dalam mobil.
Gadis dengan air yang masih menetes dari ujung rambut panjangnya itu, membuat Al segera memberikan jasnya yang ia tinggal di mobil tadi.
"Pakai ini sementara. Kayaknya di depan ada toko baju terdekat, kita ganti di sana," ujar Al yang membuat Nenek di samping Lia segera menyahut.
"Jangan buang duit, Nak. Rumah Nenek dekat, dari sini. Di rumah ada beberapa baju yang bisa kalian pakai."
"Tidak masalah Nek. Aku cukup kaya, uangku tidak akan habis walau membeli seluruh pakaian di negara ini," tutur Lia yang melirik sejenak ke arah Al, pria yang tertawa kecil saat ini. Gadis itu tersenyum lebar ke arah Nenek, yang terkekeh mendengar penuturannya.
"Aku merasa tidak enak, kalian menolong perempuan tua ini, sampai bersedia mengantarnya pulang. Setidaknya biarkan aku memberi kalian beberapa baju untuk ganti. Lagipula hari ini suamiku sudah terlalu lama aku tinggal, aku ingin cepat pulang."
Lia tertawa renyah mendengar penuturan Nenek itu. Ternyata dibalik alasannya, karena ingin segera bertemu dengan sang suami tercinta. "Pak sopir, Anda mendengar itu? Kita harus segera pulang, Nenek cantik ini sangat merindukan suaminya." Lia yang tersenyum lebar saling melempar pandang dengan Al di spion dalam mobil.
Al yang mengemudikan mobil dengan satu tangannya, kini mengalihkan pandangan ke arah depan kembali, dengan senyuman manis.
🐒🐒🐒
Apartemen yang sempit dan kumuh. Bau udara pengap menyeruak ke hidung Lia dan Al, bangunan yang tak terawat itu dinding dan plafon tampak lembab. Sepertinya karena rembesan air hujan, beberapa bahan rumah yang terbuat dari besi berkarat.
"Maaf, rumah ini sangat tidak nyaman, ya?" ujar Nenek yang sudah keluar dari kamarnya membawa beberapa potong baju.
Lia tersenyum, dengan sorot matanya yang menghangat. "Di sini sangat nyaman. Dekat dengan tetangga, dekat dengan pasar. Sampai aku ingin sekali tinggal di sini. Nenek tidak berencana mengadopsi cucu? Aku ingin mengajukan diri."
Nenek tertawa lepas, memperlihatkan seluruh kerutan di wajahnya. "Mulai hari ini kau adalah cucuku. Sudah sana, kalian pasangan suami istri, ganti baju kalian di kamar mandi."
Kalimat yang membuat Lia membola mata di tempat, sedang Al tersipu di tempat. "Nek, memang dilihat darimana kita adalah pasangan suami istri?" Lia yang masih syok.
Bukan apa, bukankah Lia memanggil Al pak sopir? Jika memang salah paham, seharusnya Nenek itu mengira Al adalah sopir pribadi Lia. Apa karena wajahnya kelewat tampan untuk menjadi sopirnya? Lia sedang mengamati wajah Al.
Gadis itu mengangguk-angguk paham. Al memang tampannya ... keterlaluan.
"Kalian bukan pasangan suami istri? Dari tadi pria tampan di sampingmu ini memandangmu penuh cinta, dan kasih." Ucapan sang Nenek membuat Lia menyipitkan matanya, menatap lekat ke arah kedua bola mata hitam legam milik Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Get It, Oh ... My CEO!(END)√
RomanceArqelia Putri, gadis obesitas yang bertransmigrasi ke tubuh gadis cantik nan seksi ... dalam dunia novel. Dari milyaran manusia di bumi, kenapa harus dia, yang mengalami kejadian tidak masuk akal ini? Walau di tengah bingung yang melanda, gadis itu...