Al yang di kantor, segera membereskan barangnya. Ia bersiap untuk pulang. Masih pukul tujuh malam, terbilang sore dibanding dengan kesehariannya yang selalu lembur hingga pukul dua belas malam ke atas."Aku akan pulang lebih awal. Pekerjaan yang tersisa, akan aku teruskan di rumah, kau juga pulanglah ... istirahat," ujar Al kepada Alisa yang berdiri di depannya. Mengamati setiap gerakan terburu sang atasan.
Pria itu, yang pantang membawa pekerjaan ke rumah, dan lebih memilih lembur hingga pagi di kantor ... kini ingin pulang lebih awal? Bahkan Al tidak tahu alasannya. Ia ... hanya ingin segera pulang, dan mengecek keadaan anjing penjaga rumahnya... Lia.
Al segera meninggalkan ruangan, tanpa menatap ke arah Alisa. Gadis itu kini meneteskan air matanya, menatap kepergian Al. Ia yang tak sedikitpun menoleh ke arahnya.
Ada sesuatu ... yang berubah, dan membuat gadis itu terasa hancur dibuatnya.
"Apa yang terjadi, padaku?" Alisa yang menyeka air matanya, dan menatap air matanya yang berbekas di tangan.
🐒🐒🐒
Di dalam rumah, Al mondar-mandir ... sembari menatap ke luar rumah. Akh ... kenapa ia merasa frustasi berlebihan begini, karena menunggu kedatangan Lia? Al yang berkacak pinggang sembari memikirkan, ke mana perginya gadis itu. Lia mengatakan jika ia buta arah. Bagaimana jika gadis itu benar-benar dirampok dalam perjalanan, hingga tidak pulang seharian?Al segera menggeleng sempurna.
"Itu tidak benar! Aku tidak sedang khawatir karena gadis gila itu, aku hanya mengkhawatirkan black card milikku yang di bawanya. Ya, tentu saja. Seorang Alfaro Anggara ... tidak akan pernah peduli dengan gadis sinting sepertinya," Al yang sedang menyakinkan diri sendiri. Ia kini bahkan tertawa gila ... mereda sendiri, saat terbayang kembali wajah Lia. Rautnya berubah menjadi murung sesaat, sembari menatap ke luar.
"Hhh ... sebenarnya di mana gadis itu? Pemakaian terakhir di mall, apakah aku perlu menjemputnya?" Al dengan raut berpikirnya,"sial! Seharusnya aku membelikan ponsel untuknya ... jadi di saat seperti ini, aku mudah menghubungi," gerutu pria itu, dengan batin yang sedang bergejolak karena Lia.
🐒🐒🐒
Hari sudah menunjukkan delapan malam ... dan Lia masih bersenang-senang di luar dengan jaminan black card milik Al.
Baru Lia sadari, jika Dea juga termasuk ke dalam jajaran anak kaya. Karena pasalnya, mereka berdua dijemput oleh sopir yang membawa mobil mewahnya. Berkat itu, kini ia tidak harus kesusahan membawa barang hasil belanjaannya yang hampir mirip Gunung Everest jika ditumpuk.
Kini Lia bisa berjalan-jalan santai dengan Dea, tanpa terganggu dengan barang bawaan yang ia tinggal di dalam mobil. Mereka berdua, memutuskan untuk membeli es krim di sebuah kedai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Get It, Oh ... My CEO!(END)√
RomanceArqelia Putri, gadis obesitas yang bertransmigrasi ke tubuh gadis cantik nan seksi ... dalam dunia novel. Dari milyaran manusia di bumi, kenapa harus dia, yang mengalami kejadian tidak masuk akal ini? Walau di tengah bingung yang melanda, gadis itu...