31. Ini Hadiah Dariku

6.7K 837 32
                                    

Warning!!! Bab ini terdapat kiss scene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!! Bab ini terdapat kiss scene. Mohon bijak dan kesadaran diri, dalam menyikapi isi bacaan ya, guys. Terimakasih.💕

"Aku harus membeli apa untuk Dea?" Lia yang menjelajahi sekitar jalan. Toko-toko yang padat akan pembeli, dengan berbagai jenis barang yang mereka jual.

Lia melihat sekitar, saat tatapan orang-orang yang berlalu lalang menatap aneh ke arahnya. Banyak dari mereka berbisik, dan menyorot sinis ke arahnya. Dengan gurat bingung, Lia meneruskan jalannya.

Ada apa dengan mereka?

Lia terhenti di sebuah toko elektronik, yang menyalakan televisi lebarnya. Berita mengenai Fandy yang ia serang kemarin, sudah menjamur di media massa. Lebih bikin kaget gadis itu lagi, sensor di wajahnya mengalami eror. Kini raut cantiknya terpampang jelas, membuatnya dengan mudah dikenali.

Lia segera menutup wajah dengan rambut panjangnya. Satu-satunya jalan yang ia pikirkan sekarang, hanyalah segera berlari dari sana.

Brukkkkkhhhh

Karena terlalu sibuk melarikan diri, bahu Lia menabrak salah satu, dari gerombolan gadis di depannya.

Gadis itu mengaduh, bersamaan tubuhnya yang terjatuh. Lia yang terkejut, spontan melepas rambut yang menutupi wajahnya, dan membantu gadis itu. "Kau tidak apa-apa?" Lia dengan wajah khawatir, berjongkok di depannya.

"Apa kau tidak punya mata?!" pekik gadis itu yang Lia tebak masih berumuran dengan adiknya, Natasha. Umur tujuh belas tahun, usia yang masih mencari jati diri.

Mencoba memaklumi sikap tidak sopan, adik kecil di hadapannya itu ... ia mengembuskan napas panjang. "Apa ada yang terluka? Jika iya, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujarnya dengan tersenyum.

"Oh, ayolah Dera. Tidak ada waktu untuk ini. Kita harus segera menemukan, dan menghabisi jal*ang yang berani-beraninya berbuat kasar dengan pangeran Fandy kita!" ujar gadis berwajah bulat di samping Lia dengan raut menggebu, dan kedua tangan yang meremas ke atas. "Aku akan mencabik-cabik wajahnya, dan melemparkannya ke laut! Jika perlu, kucincang ...." Dan masih banyak lagi kalimat umpatan dan ujaran kebencian yang membuat Lia membeku di tempat.

"Apa kau sudah berhasil melacaknya?" tanyanya kemudian, sembari menatap ke arah gadis di sampingnya.

"Kita hanya tahu wajahnya. Tapi aku benar-benar yakin, dia masih dalam kota ini. Kita pasti akan menemukannya."

Lia dengan perlahan mundur, ia juga sedikit menutup wajahnya dari anak-anak remaja yang masih sibuk membicarakan dirinya. Dera mengamati Lia, gadis yang kini sudah berbalik arah.

Gadis itu melotot sempurna."Kau wanita gila itu, kan?! Dia yang menyerang idola kita!!!" sentak Dera ke arah teman-temannya. Membuat mereka langsung terbakar, tersulut amarah.

I Get It, Oh ... My CEO!(END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang