40. Kau Partnerku?

5.5K 718 44
                                    

"Hidup itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup itu ... adalah tentang perubahan. Jika kau menolak berubah, maka waktu akan meninggalkanmu."
~Arqelia~


Pagi hari, Al sudah sibuk dengan peralatan dapurnya. Benarkan? Gadis itu kini demam dan flu, terkena hujan tadi malam.

Sop ayam yang sudah tersaji di mangkok, serta jahe hangat ... kini sudah ia letakkan di nampan. Al membawanya dengan penuh  hati-hati, menuju kamar Lia.

Gadis dengan koolfever di dahi itu, masih tenggelam di selimut tebal. Hidungnya yang memerah, dengan wajah pucat. Al menaruh hati-hati nampan di nakas, ia duduk di samping ranjang. Mengamati Lia yang masih memejamkan mata.

Senyuman manis Al terpatri, bersamaan tangannya yang mengukung tubuh Lia. Dengan penuh kelembutan ia menyingkirkan anak rambut gadis itu yang terkena keringat.

Menatap lekat wajah Lia dengan waktu yang cukup lama, kini dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya ke Lia.

"Bangunlah, terlebih dahulu. Perutmu harus diisi, agar cepat sembuh." bisik Al di samping telinga Lia. Terdengar sangat merdu, membuat gadis yang terlelap itu merasakan euforia hingga perutnya terasa mulas.

Pria itu tanpa menjauhkan wajahnya, kini menatap lekat mata Lia yang mulai terbuka pelan. Mereka terlarut dalam aksi saling menatap. Senyuman manis di wajah Al, membuat gadis itu ikut tersenyum.

"Apa kau tidak malu? Mencari kesempatan kepada orang yang sedang sakit," ujar Lia dengan suara serak dan pelan.

Senyuman Al makin lebar, dengan cepat ia mengecup pipi Lia. Membuat gadis itu membelalak kaget. "Ini yang dinamakan mencari kesempatan. Sepertinya kau harus belajar lagi, untuk menggunakan kosakata yang tepat."

Lia mendengus pelan, dengan senyuman kecilnya. "Tidak mau belajar, itu hanya melelahkan."

Kalimat yang membuat Al menggerling nakal."Kalau begitu aku saja yang akan mengajarimu, biar tidak melelahkan."

Al dengan cepat mengecup pipi kanan, kiri, ujung hidung, dan kini mendarat di kening Lia dalam waktu yang cukup lama. Lia yang spontan menutup mata, kini membuka pelan kelopaknya ... saat Al memberi jarak wajah antara mereka.

Hidung yang saling menempel itu, membuat Lia meremas pelan selimut tebalnya.

"Ini yang dinamakan menggunakan kesempatan. Kau mengerti?" ucap Al dengan suaranya yang lembut. Melihat rona merah di kedua pipi Lia, membuat pria itu terkekeh kecil. "Apa kau mau belajar juga, cara ampuh untuk cepat sembuh dari flu?"

"A-apa?" Lia dengan wajah gugup, membuat hati pria itu dipenuhi rasa gembira. Hanya karena satu fakta yang ia lihat, jika gadis itu ... sedang goyah karenanya.

"Berciuman dengan penuh gairah. Kau ingin melakukannya bersamaku?"

Lia yang kedua matanya terbelalak, kini menendang kuat tubuh Al untuk menyingkir dari tubuhnya. Pria yang tidak memprediksikan hasil perkataannya itu kini menggerang sakit di lantai. Ia menatap sebal ke arah gadis, yang kini bangun dan merebahkan punggungnya di tumpukan bantal.

I Get It, Oh ... My CEO!(END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang