3. Ingin Membuat Kopi?

22.2K 1.8K 160
                                    

Lia berjalan di trotoar dengan pantat kanan kiri manggut-manggut, layaknya sedang bersaing untuk memperdalam rasa percaya diri sang empunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lia berjalan di trotoar dengan pantat kanan kiri manggut-manggut, layaknya sedang bersaing untuk memperdalam rasa percaya diri sang empunya.

Dengan seringai penuh percaya diri, ia memberikan satu kedipan mata pada setiap pasang mata yang menatapnya kagum. Ah, sekarang dia melambaikan tangan dengan tawa sok cantik kepada dua mahasiswa yang menganga melihatnya.

Tukang parkir, satpam, dan pekerja bangunan, kompak menghentikan aktivitasnya. Menatap Lia yang kini melempar cium jarak jauh ke arah mereka.

Ah betapa senangnya, jadi wanita cantik. Lia menganggap jalan bak model di siang bolong seperti ini, sebagai pelantikan dirinya yang menyandang sebagai wanita cantik hari ini.

Lia makin antusias, saat di depan matanya kini ada mobil mewah yang berhenti. Om-om dengan tampang gentlenya. Boleh juga nih, dilihat dari sisi manapun, ia berdompet tebal. Lia yakin saja.

Saat yang punya mobil keluar, dan akan menutup pintunya ...

Brakkkk ....

Itu Lia. Dengan tangan yang mengukung Om berduit tebal, ia menutup pintu mobil. Tentu saja, tampang terkejut yang gadis itu dapatkan.

Seringaiannya yang mulai terbentuk, Lia memainkan dasi Om itu dengan centil.

"Aku ingin sekali beli baju, sepatu, makanan ... Om, punya duit? Pinjam dong," ucap Lia sambil sok imut di depannya. Om asing itu tampak tergagap, dengan tingkah Lia.

Lia berpikir jika Om ini pasti tergagap karena kecantikannya. Namun fakta yang sebenarnya, pria itu sedang ketakutan, barangkali ia sedang dihadang wanita gila yang mencoba merampoknya. Apa yang harus ia lakukan? Menelpon polisi?

Beberapa saat kemudian, gadis itu tampak terkejut, dan mulai melepas tangannya yang dalam keadaan normal kembali.

Di hadapannya saat ini, seluruh tempat seperti komputer yang eror, berkedip-kedip.

Mobil, bus, orang-orang yang berlalu lalang tampak seperti akan menghilang. Kini keadaan, seperti waktu yang membeku. Semua diam di tempat, dengan bentuk yang mulai kabur.

Tidak mungkin ... ia ikut menghilang, kan? Lia menatap kedua tangannya yang juga mendapat eror yang sama.

Gedung-gedung pencakar langit mulai terhapus, jalan panjang nan luas di depannya, bahkan om-om di hadapan Lia kini mulai samar.

Mata Lia melotot cemas. Ternyata dunia ini, hanya mengitari sang pemeran utama. Maka dengan begitu, ia tidak boleh jauh dari sang pemeran utama.

Ia menatap kembali kedua tangannya yang sudah samar. Tidak, ia tidak boleh mengambil risiko ini. Bagaimana jika ia saat ini menghilang, namun jiwanya tak kembali? Tidak!

Lia yang kini melepas high heels miliknya, berlari dengan kencang. Ia kembali. Ke kantor yang ia tinggalkan dengan raut gembira berseri beberapa saat lalu.

I Get It, Oh ... My CEO!(END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang