11. Memutuskan Untuk Bahagia

8.6K 904 15
                                    

Lia kini merebahkan begitu saja badannya di ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lia kini merebahkan begitu saja badannya di ranjang. Tadi pagi, sebelum Al menyuruhnya bersih-bersih ... pria itu sudah menunjukkan kamarnya terlebih dahulu.

Sebenarnya terlalu mewah untuk asisten sepertinya, tapi Lia bersyukur untuk itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebenarnya terlalu mewah untuk asisten sepertinya, tapi Lia bersyukur untuk itu. Gadis itu kini tengah merentangkan tubuhnya di ranjang, seperti kupu-kupu yang mau terbang. Mencari kenyamanan, di atas kelembutan ranjang di punggungnya.

Ia terhenti sejenak, saat teringat sesuatu. Bukankah adegan tadi belum ada akhir? Wanita itu segera terbangun dari rebahannya.

"Apa secara tidak sengaja, aku mengacaukan kembali adegan saat di restoran tadi?" Lia yang berpikir, kini terjingkat saat mendengar suara sesuatu.

Ia menatap ke arah sumber suara ... tulisan bersambung, mulai terlihat kembali.

"Wah ... untuk menuliskan adegan satu halaman, membutuhkan satu hari penuh." Lia menjatuhkan badannya kembali ke posisi rebahan."Aku penasaran, apakah cuman aku tokoh satu-satunya yang bisa bergerak diluar cerita sang penulis? Tapi ... kenapa bisa begitu?"

Lia menatap ke arah kalimat yang mulai muncul di atasnya.

Kenali kawanmu.

Ruang bawah tanah adalah tempat yang terbaik untuk bersembunyi, di bawah gelapnya malam.

"Apa itu petunjuk lain?" Lia yang kini segera beranjak ke luar dari kamar. Ia berlari ke arah meja kerja Al.

Sampai di sana, dengan cepat ia mencari kertas dan pulpen. Lia yang duduk di kursi kerja Al, sembari berpikir keras.

Gadis itu menggerang kesal, ketika belum kunjung juga menemukan kata di dalam benaknya."Aaakhh! Kemarin petunjuknya apa?"

Sial benar. Lia baru teringat, jika ingatannya sangat lemah. Wanita itu segera menuliskan petunjuk yang baru saja ia dapatkan. Sebelum kalimat itu ikutan lenyap dalam benaknya.

Lia menatap hasil coretannya sendiri. Ia menggerang frustasi, kenapa tidak ada satupun kata yang terbesit saat melihat untaian kalimat itu? Sepertinya level kebodohannya sedang diuji dengan teka-teki absurd ini!

I Get It, Oh ... My CEO!(END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang