"Aku tidak membencimu ... aku hanya iri pada kehidupanmu yang sempurna."
~ Arqelia~
Sudah sekitar tiga jam lamanya, Lia membersihkan setiap sudut ruangan Al. Sedang sang pemilik, entah keluar ke mana, dan Lia tak peduli akan hal itu.
Gadis itu mengelap dahinya yang penuh keluh dengan lengan, sambil kegiatan mengepel lantainya terhenti. Ia menghela napas panjang, sambil tertawa sebal.
Ia tak habis pikir, kenapa waktu ia menjadi babunya Al seperti ini, waktu seakan berjalan begitu lambat tanpa alasan? Beberapa saat lalu saja waktu dipercepat dari sore sampai pagi hari. Apakah penulis ingin sekali melihatnya menderita?
"Ini benar-benar tidak masuk akal! Ya ... penulis sint*ng, kepala udang, makhluk laknat!!! Kenapa adegan berjalan panjang sekali, tanpa alasan? Apa kau sedang menghukumku? Aku benar-benar membencimu, lihat saja jika aku sudah keluar dari sini, akan kucari kau sampai ujung lubang hidung semut sekalipun!" teriak Lia sambil menatap ke arah atas dengan sorot mata penuh dendam. Apa yang sedang gadis itu lakukan? Ia kini bahkan merasa kesal dengan udara hampa di sekitarnya.
Gadis itu menatap beberapa cemilan khusus untuk Al di depan mejanya, yang beberapa waktu lalu diantarkan oleh Alisa, sekretaris barunya.
Ia kini ke arah kursi Al, dengan raut yang tertekuk dan meletakkan begitu saja semua alat bersih-bersihnya di lantai. Dengan raut berpikirnya, ia meletakkan kepala di bantalan kursi yang empuk, sambil memutar-mutar kecil kursinya.
Lia kini memikirkan kembali semua rentetan kejadiannya. Sepertinya dunia novel ini terbagi dalam dua zona waktu. Zona adegan, di mana suasana berubah serius dan diawali dengan suara halaman buku terbalik. Bukankah setiap adegan pasti berakhir? Tapi apa tandanya?
Lia menatap ke arah seluruh penjuru ruangan, dan matanya terbelalak dengan tubuh yang kini tegang.
Sebuah kata bersambung, mulai muncul di atas jam dinding besar depannya. Dengan wajah yang masih tertegun, tangannya mulai meraih biskuit cokelat di depannya, dan mulai memakannya. Kenapa ia baru menyadarinya? Tak berlangsung lama tulisan itu menghilang, dan suasana menjadi lebih santai.
"Ternyata diakhiri dengan tulisan bersambung," ucap Lia sambil mengangguk-angguk mengerti sembari giginya sibuk mengunyah.
Zona kedua, adalah waktu di luar adegan. Sebut saja zona bayangan. Lalu apa bedanya zona adegan dan bayangan?
Saat ia menjadi tokoh diluar cerita, ia bisa merasakan waktu berlalu dengan cepat. Namun, saat dia masuk kembali, sebagai tokoh asisten pribadi Al ... waktu berjalan dengan normal.
Saat ia menjadi tokoh cerita, pada awalnya ia bergerak sesuai jalan cerita. Namun saat ia di luar cerita, ia bisa menghancurkan adegan pertemuan pertama sang peran utama yang harusnya menjadi kisah manis. Saat itu, ia bisa bergerak leluasa tanpa kendali cerita sang penulis. Kenapa? Apakah karena waktu itu ia tokoh di luar cerita?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Get It, Oh ... My CEO!(END)√
RomanceArqelia Putri, gadis obesitas yang bertransmigrasi ke tubuh gadis cantik nan seksi ... dalam dunia novel. Dari milyaran manusia di bumi, kenapa harus dia, yang mengalami kejadian tidak masuk akal ini? Walau di tengah bingung yang melanda, gadis itu...