Suhu tubuh Al yang panas, dan kepalanya yang terasa ingin pecah, membuat pria itu hanya bisa berbaring di ranjang.
Buliran keringat di dahi, dan kedua alisnya yang bertaut ... Al masih menutupkan matanya.
Suara Lia yang sedari tadi mengetuk pintunya, dan berteriak terasa kabur di pendengarannya. Kenapa juga malam itu, ia mengunci pintu kamarnya? Kini hanya sekedar membuka saja ... rasanya ia tak mampu.
Al mencoba membuka matanya dan menyorot ke arah pintu. Terlihat kabur, dan membuat kepalanya makin pening. Al memutuskan untuk menutup matanya kembali, baiklah ... mungkin ia perlu istirahat sebentar lagi, hingga tenaganya terkumpul.
Suara dering ponsel, kini ikut meneror. Itu pasti Zidan, atau mungkin sekretaris yang menanyakan keberadaannya. Masa bodoh dengan perusahaan, hari ini dia benar-benar jatuh sakit.
Dengan tangan yang lemas, ia mencoba mengumpulkan tenaganya. Ia mengetik sesuatu di ponsel, untuk menyerahkan tugasnya hari ini kepada Zidan. Sekaligus menyuruh pria itu untuk memberi perintah kepada sekretarisnya, mengundur semua jadwal hari ini.
Waktu berlalu begitu cepat, terhitung dua hari Al hanya berbaring di ranjang. Merasa agak mendingan, Al mulai membuka ponselnya.
Pekerjaan sudah menumpuk di email miliknya. Pria itu menyibak selimut, dan berjalan ke kamar mandi.
Usai membersihkan diri, ia keluar. Makanan di plastik depan kamar Al masih utuh di sana. Padahal sudah dua hari, gadis itu benar-benar.
Al ke dapur, ia meletakkan plastik itu di meja, dan mulai menuju ke kulkas . Ia menengak air putih, sembari menatap ke sekeliling. Ke mana gadis itu?
Ia duduk di kursi makan, dan mulai menghubungi ponsel Lia. Tidak menyambung, membuat Al berdecak kesal. Ia kini mengubungi Dea, barangkali adiknya tahu keberadaan Lia.
Kak Lia bersamaku, tenang saja. Kalimat itu membuat Al mengangguk lega. Ia kini bisa fokus dengan pekerjaan yang menumpuk di kantor.
Tentu saja Dea berbohong atas permintaan Lia. Gadis itu, hanya tidak ingin membuat Al mengkhawatirkannya.
🐒🐒🐒
Siang yang terik, Al di kantornya masih sibuk dengan berkas-berkas di hadapannya. Sekretaris utama Al mengatakan jika Alisa mengambil cuti hari ini. Al hanya mengangguk, tanpa berpikir lebih jauh lagi.
Ponsel berdering memecahkan konsentrasi Al. Ia tanpa melihat siapa sang pemanggil langsung mengangkatnya.
"Halo ...."
"Al ... apa hari ini kau bisa menemuiku? Aku ingin berbicara sesuatu, ini ... sangat penting bagiku." Suara Alisa. Al menghentikan kegiatan membaca dokumen, dan menghembuskan napas pelan.
"Lain kali saja. Aku sangat sibuk hari ini."
"Aku mohon. Untuk terakhir kalinya, datanglah. Aku tidak akan menganggumu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Get It, Oh ... My CEO!(END)√
RomanceArqelia Putri, gadis obesitas yang bertransmigrasi ke tubuh gadis cantik nan seksi ... dalam dunia novel. Dari milyaran manusia di bumi, kenapa harus dia, yang mengalami kejadian tidak masuk akal ini? Walau di tengah bingung yang melanda, gadis itu...