Kini keluarga Rodriguez sedang menikmati makan malam mereka. Mereka semua memakan steak dengan salad sayuran tanpa nasi. Terkadang makan malam mereka seperti itu, entah apa itu kenyang atau tidak. Mungkin bagi mereka iya, tapi tidak bagi author hahaha... Sedangkan si bungsu, memakan nasi dengan ayam goreng serta tumis brokoli. Tapi Ziel merasa tidak suka dengan makanan ini, padahal ayam goreng sudah menjadi makanan favoritnya.
Ziel hanya mengaduk adukkan nasinya tanpa minat untuk makan, bahkan sesekali ia melirik ke arah beef steak yang keluarganya sedang nikmati."Baby kenapa tidak makan, hmm? Mau mommy suapi?" Tanya Gracia lembut sambil mengusap kepala sang anak.
"Ziel mau itu mom, tapi mau pakai nasi." Ucapnya sambil menunjuk ke arah steak yang berada di piring mommy nya.
Gracia tersenyum lembut ke sang anak. "Tapi sayurnya juga di makan ya?"
"Iya mom, Ziel pasti makan kok sayurnya. Tapi Ziel boleh makan itu? Namanya itu apa mom?"
"Namanya beef steak sayang, baby boleh kok makan ini. Inget kan, daddy pernah janjiin ke baby kalau baby boleh makan aja yang baby mau saat di rumah sakit."
"Asiiik... Makasi mommy, makasi daddy, Ziel sayang kalian." Ujarnya.
"Sama abang gak?" Tanya Kelvin yang sepertinya merasa cemburu.
"Ziel juga sayang sama bang Kelvin dan bang Sean."
Setelah berucap itu, steak datang di bawakan oleh salah seorang maid. Karena William sudah mengkodekan untuk membawanya ketika Ziel mengatakan ingin memakan steak pakai nasi. Hal ini barulah kenyang bagi author :v
Ziel tersenyum senang membuat semua yang berada di meja makan tertular untuk tersenyum. Awalnya Ziel bingung bagaimana cara memotong steak tersebut, karena saat ia memotongnya menggunakan sendok, itu sulit sekali terpotong. Kelvin yang berada di depannya segera mengambil piring yang berisikan steak milik Ziel itu, lalu ia memotongnya kecil kecil agar mudah bagi si bungsu. Setelah terpotong semua, Kelvin mengembalikan piring tersebut kepada sang adik. "Makasi abang." Seru Ziel dengan tersenyum, lalu ia memakan steak tersebut dengan nasi dan sayur brokoli.
"Steaknya enak mommy, lain kali Ziel boleh makan steak lagi?" Seru Ziel ketika ia sudah selesai makan, tentunya ia yang terakhir selesai.
"Boleh kok sayang, apa sih yang gak buat baby. Sekarang Ziel minum susu ya, abis itu bobo." Ucap Gracia.
"Ziel belum ngantuk mom, Ziel boleh nonton kartun dulu?"
"Boleh sayang, tapi jangan sampai larut malam ya."
"Siap mommy." Seru Ziel sambil memberi hormat. "Ziel mau susu coklat mom." Lanjut Ziel ketika melihat mommy nya mulai berjalan ke arah dapur.
Kini Ziel tengah duduk sambil menyedot susu dari botol yang memiliki sedotan seperti contoh gambar di chapter sebelumnya. Mata fokus pada layar televisi yang sedang menampilkan sebuah kartun hantu yang baik hati. Apa ada yang tau judulnya? Kalau ada, selamat anda tak lagi muda :v
Setelah susu di botol habis, Ziel langsung menjatuhkan badannya pada karpet yang ia duduki, beruntung ada bantal disana, sehingga kepala Ziel tidak akan terbentur lantai yang beralaskan itu. Kedua abangnya sedang sibuk dengan laptopnya masing masing, mengerjakan tugas mereka. Sementara sang daddy dan mommy, mereka sedang menikmati cofe dan teh mereka sembari bercakap ringan.William menyadari bahwa bungsunya sudah terlelap, dengan segera ia memindahkan anaknya tersebut ke kamar mereka. Dan William kembali menuju ruang keluarga untuk melanjutkan pembicaraan dengan istri tercintanya dan mungkin setelah itu akan menuju ruang kerja untuk melakukan sedikit pekerjaan yang tertunda.
Beberapa jam kemudian Ziel terbangun, ia menatap sekeliling yang tidak ada siapa pun. Nyawa Ziel mungkin belum terkumpul, jadi Ziel tidak menangis ketika mendapati sendiri setelah bangun tidur, atau mungkin saja Ziel tidak akan menangis karena sejak lahir sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, entah lah tidak ada yang tau selain diri Ziel sendiri dan Tuhan tentunya.
Dengan kaki kecilnya ia meloncat dari tempat tidur dan membuka pintu yang menuju kamarnya sendiri. Ia merasa senang ketika boneka raksasa berwarna birunya berada di tengah tengah kasur quen size miliknya tersebut. Ziel berlari dan berusaha menaiki kasurnya yang tidak terlalu tinggi itu, dan kembali tidur di antara kedua kaki bonekanya, ia tidur dengan memeluk kaki sang boneka biru, stitch.
Gracia yang memasuki kamarnya tidak mendapati bungsunya, sempat ia merasa panik dan berpikir apakah anak nakal itu berulah lagi? Tetapi pemikiran itu hilang sekejap mata setelah melihat pintu yang ke arah kamar sang anak terbuka. Wanita berparas cantik itu melangkah kan kakinya menuju kamar si bungsu, senyumnya seketika terbit membuatnya semakin terlihat cantik di saat melihat sang anak sedang tertidur pulas. Gracia menghampirinya dan memberi kecupan pada seluruh wajah sang anak, dan tak terlupakan untuk mengecup bibir tipis yang berwarna merah muda itu.
Keesokan paginya Ziel terbangun, ia merasakan berat pada perutnya. Setelah di lihat rupanya ada sebuah tangan yang berada di atasnya. Ziel melirik untuk melihat siapa pemiliknya, rupanya itu adalah Kelvin, abang pertamanya.
"Abang bangun... Tangan abang belat." Ujar Ziel sambil menepuk nepuk tangan kekar Kelvin.Sang abang membuka matanya dan tersenyum senang di saat membuka mata dapat melihat adik bungsunya yang begitu menggemaskan. "Pagi baby." Ucapnya seraya menciumi seluruh wajah Ziel tentunya bibirnya juga. Selagi Ziel masih kecil, tak ada salahnya bukan mencium singkat bibir tipis itu. Kalau sudah besar barulah mereka berhenti dari hal tersebut, takut khilaf... Eh?! Authornya yaa bukan Kelvin :v
"Abang ish... Tangannya belat! Jangan cium cium Ziel." Keluh si bungsu. Kemudian Kelvin bangun dan duduk di tepi kasur.
"Mau mandi bareng abang?" Tanya Kelvin.
Braaak!
Pintu kamar Ziel terbuka dengan keras, membuat dua insan di dalam kamar mengalihkan matanya ke sumber suara karena kaget.
"Gak ada, gak ada... Baby bakal mandi bareng aku! Enak aja abang, udah semaleman tidur sama baby masa mandinya juga." Kesal Sean selaku tersangka yang membuka kasar pintu kamar Ziel, bahkan ia sekarang sudah menggendong ala kola Ziel dan menghujani ciuman pada seluruh permukaan wajah imut Ziel.
Kelvin menatap tajam adiknya itu, ia kesal sekali pagi indahnya terganggu oleh mahkluk bar bar sepertinya. Seharusnya setelah tidur bersama dengan adiknya, Kelvin akan mandi bersama juga dengannya. Tapi rencananya di gagalkan begitu saja, membuatnya kesal saja pagi pagi seperti ini.
Sean yang merasa di tatap pun kembali menatap sang abang, tidak setajam Kelvin sih, tapi ia menjulurkan lidahnya dan membawa Ziel menuju kamar mandi.
"Dasar kulkas berjalan tak berperasaan." Ledeknya setelah memasuki kamar mandi dan menguncinya. Kelvin hanya menghela nafasnya dengan kasar dan beranjak dari tempat tidur si bontot kembali ke kamar miliknya sendiri.09 Januari 2022
Makasi banyak banyak buat kalian semua
😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Ziel (Ended)
Short StoryCerita ini hanya ada di Wattpad dan Kubaca, jika kalian menemukan cerita yang sama di platform lainnya, tolong segera hubungi aku, makasi sebelumnya 😊 . . . . . Seorang anak berusia enam tahun yang sudah merasakan kekerasan dari sang ayah, dan tera...