Gracia dan juga Clara menghampiri Ziel yang tadi menangis memanggil sang mommy, anak itu muntah muntah.
"Oma udah bilang tadi, jangan lari baby kan abis makan. Lihat sekarang muntah kan, mau mommy bilangin ke daddy kalau baby gak dengerin perkataan oma dan mommy biar di hukum nanti sama daddy, atau mau minum susunya di dot yang di beliin bang Sean?" Tegur Gracia menggendong Ziel ala koala sembari mengusap lembut punggung anak tersebut."Ndak mau mommy, ndak mau di hukum, ndak mau minum susu di dot!" Elak Ziel dengan suara meninggi.
"Baby, pelankan suara mu! Tidak boleh bicara dengan nada tinggi kepada orang tua!" Seru Clara menasehati.
"Maaf oma..." Cicit Ziel, ia merasa takut dengan suara yang meninggi, atau bentakan dari orang lain.
"Lain kali baby tidak boleh nakal lagi ya, baby harus dengerin kata oma, opa, mommy, daddy, ..."
"Iya mommy, iyaaa... Ziel tau kok, Ziel halus dengerin omongan cemua olang disini yang lebih tua dari Ziel." Potong Ziel disaat Gracia sedang bicara.
"Dan tidak boleh memotong ucapan orang lain seperti ini, dasar anak nakal." Lanjut Gracia sambil mencubit gemas hidung mancung si bungsu.
"Mommy mau cusu coklat." Ucap Ziel yang mulai mengantuk.
"Biar oma aja yang buatin, kamu bawa baby ke kamar." Ujar Clara yang di angguki Gracia dan ia pun menaiki lift dan menuju kamar.
Tak lama dari Ziel yang sudah tiduran di kasur king size orang tuanya, Clara datang dengan sebotol susu coklat. Ziel menyambutnya dengan senang dan meminum hingga kandas tak tersisa setetes pun. Setelahnya Ziel segera tidur dengan Gracia yang mengusap pucuk kepala Ziel lembut yang membuatnya segera terlelap.
Sementara di tempat lain...
"Hai Bryan lama tidak berjumpa, maaf aku datang terlambat. Bagaimana kabar mu? Kapan kau tiba di Indonesia?" Ujar seseorang menyapa Bryan yang sedang duduk santai pada sebuah ruangan VVIP di salah satu restoran ternama, yang tentu saja itu milik salah satu menantunya."Tidak bisa kah kau bertanya satu persatu? Kabar ku baik, dan belum lama ini aku tiba di Indonesia, aku memiliki cucu bungsu sekarang jadi aku datang untuk melihatnya dalam beberapa bulan ini, atau mungkin saja aku akan pindah, entahlah, lihat saja nanti ke depannya. Kau sendiri, bagaimana kabar mu, Ron?" Tanya Bryan kepada orang tersebut yang nampaknya mereka sangat akrab, dan orang itu adalah Roni.
"Kabar ku baik. Bukannya Gracia keguguran ya? Kalau tidak salah aku dengar kabar angin seperti itu."
"Ya kau benar, Gracia keguguran dan kandungannya harus di angkat. Tapi William dan Gracia segera mendapatkan gantinya, ini lihat lah, namanya Ziel, cucu bungsu ku." Bryan menunjukkan foto Ziel bersamanya yang ada di ponselnya.
"Cucu mu ini menggemaskan sekali, kapan kapan ajak lah dia, aku ingin melihatnya."
"Tentu, tidak mungkin aku tega membiarkan kau tidak bertemu dengan cucu kandung mu sendiri." Ucap Bryan dan kembali mengambil ponselnya dari tangan Roni, dan seketika atmosfer disana berubah. Roni menatap tajam Bryan.
"Apa maksud ucapan mu itu?"
"Aziel adalah cucu mu dari anak mu yang bernama Echa, ia menyembunyikan kehamilannya dari keluarganya, dan menelantarkan Ziel. Aku tidak tau siapa ayah kandungnya, tapi Ziel cerita kalau dia pernah tinggal bersama seorang paman setelah Echa menyerahkannya. Kemungkinan besar paman itu adalah ayah kandung Ziel."
"Itu tidak mungkin, aku yakin kalau Echa anak ku tidak akan melakukan hal seperti itu. Echa anak yang baik dan penyayang."
"Kalau kau tidak percaya, besok aku bisa membawa Ziel untuk melakukan tes DNA dengan mu untuk membuktikan apakah Ziel benar benar cucu mu atau bukan. Dan jika benar dia cucu mu, aku minta maaf sebelumnya karena aku tidak bisa menyerahkan cucu bungsu ku pada mu. Mengingat Echa yang mengabaikan dan menelantarkan Ziel selama ini, serta paman itu yang menyiksa nya. Aziel, selamanya akan menjadi cucu bungsu ku."
"Tidak seperti itu Bryan! Jika Ziel memang cucu kandung ku, dia harus kembali pada ku! Ke keluarga kandungnya!"
"Untuk apa? Untuk membuatnya kembali terluka setelah sekarang dia merasa bahagia? Maaf Ron, aku tidak akan membiarkan cucu bungsu ku mengalaminya kembali. Jika kau memaksa untuk merebutnya, aku akan membawa ini ke jalur hukum." Bryan berdiri dari bangkunya, keduanya saling menatap tajam dan seakan penuh amarah.
"Oh satu hal lagi, anak anak ku sangat kesal dengan perlakuan anak mu itu. Mereka sangat ingin menghabisinya, jika kau tidak ingin itu terjadi, lebih baik kau sendiri saja yang bertindak dan jangan pernah membawa cucu ku. Aku tidak keberatan jika kau ingin bertemu dengannya. Sampai jumpa besok, dan hubungi aku di rumah sakit mana kau ingin melakukan tes DNA." Lanjut Bryan dan berlalu pergi.
Sedangkan di kantor William, daddy dari Ziel itu sedang berbicara mengenai bisnis dengan seorang yang bernama Prasetyo. Setelah William menghubungi Pras untuk mengganti hari ini sebagai pertemuan mereka, Pras dengan segera datang menemui William.
Usai dari membicarakan bisnis, William berbasa basi menanyakan keluarga Pras. Dan setelahnya, baru lah ia...
"Apa kau tau kalau Echa istri mu berselingkuh di belakang mu hingga melahirkan seorang anak?" Tanya William."Maaf pak William, saya rasa gurauan anda sangat tidak pantas. Tidak mungkin istri ku melakukan hal itu bahkan sampai memiliki anak. Jika benar, bagaimana mungkin aku sebagai suaminya tidak mengetahui bahwa istri ku mengandung dan juga melahirkan."
William terkekeh. "Kau saja yang bodoh. Tapi kenyataannya, Echa memang melakukan itu bahkan dia menelantarkan anak itu dan membiarkan seorang pria entah siapa, melakukan kekerasan pada anak kandungnya sendiri."
"JAGA BICARA ANDA TUAN WILLIAM! JANGAN PERNAH ANDA MENJELEKKAN ISTRI SAYA DAN MEMFITNAHNYA SEPERTI INI, BAHKAN TIDAK ADA BUKTI SAMA SEKALI!! ANDA TELAH MENCEMARKAN NAMA BAIK KELUARGA SAYA DAN SAYA BISA MENUNTUT ANDA TUAN WILLIAM!"
"Menuntut? Hahaha menarik sekali. Tapi maaf pak Pras, saya memiliki buktinya. Bahkan anak itu sekarang berada di tempat ku dan sudah menjadi anak bungsu ku secara negara. Jika anda masih belum percaya, silahkan anda tanyakan saja pada mertua anda, pak Roni. Saya yakin ayah saya sudah menceritakan hal ini dengan mertua anda."
Tanpa berkata kata, Prasetyo yang sedang di landa emosi pun pergi meninggalkan ruangan William dengan membanting pintu membuat William terkekeh. Besok adalah jawaban bagi mereka tentang asal usul Ziel.
Mereka semua pasti sangat terkejut bahwa Echa yang dikenal sangat baik dan penyayang, rupanya dapat melakukan hal keji seperti ini.Dan William serta keluarga lainnya, tidak akan pernah membiarkan baby mereka di rebut kembali. Mereka akan menjaga dan menyayanginya sepenuh hati, mereka semua sudah sangat mencintai Ziel seperti darah dagingnya sendiri. Keluarga Rodriguez akan selalu membuat Ziel bahagia dan melupakan masa lalunya yang kelam, mereka sangat yakin jika seiring jalannya waktu, kenangan masa kecilnya itu akan hilang tenggelam begitu saja.
Udah double up nih
Sampai ketemu minggu depan :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Ziel (Ended)
Short StoryCerita ini hanya ada di Wattpad dan Kubaca, jika kalian menemukan cerita yang sama di platform lainnya, tolong segera hubungi aku, makasi sebelumnya 😊 . . . . . Seorang anak berusia enam tahun yang sudah merasakan kekerasan dari sang ayah, dan tera...